Persiapan 'Sail Sabang' Aceh Minim, Pemerintah Pusat Perlu Terlibat

Rabu, 02 Agustus 2017 – 10:18 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri. Foto: Dok.FPKS

jpnn.com, SABANG - Komisi X DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Aceh bersama mitra, mulai dari Perpusnas, Kemendikbud, Kemenpar, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Salah satu agenda kerja yang dilakukan adalah meninjau pelaksanaan Festival ‘Sail Sabang’ yang akan berlangsung pada 28 November hingga 3 Desember 2017.

Saat kunjungan, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri menilai festival yang akan berlokasi di Sabang, Aceh, itu hingga kini belum terlalu siap.

BACA JUGA: Inilah 10 Wakil Rakyat Terbaik 2017 Versi Panggung Indonesia

“Padahal pelaksanaannya 28 November sampai dengan 3 Desember 2017. Sehari sebelumnya, ada juga agenda besar yaitu ‘Islamic Cruise’. Karena itu, pemerintah pusat harus ikut campur tangan agar sukses,” ujar Abdul Fikri di sela kunjungan, Selasa (1/8).

Diketahui, tema ‘Sail Sabang’ kali ini adalah ‘Sabang Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia’. Tema itu diambil agar diikuti banyak event yang bertujuan untuk pengembangan kepariwisataan, seperti flying pass, diving, dan sailing pass. Bahkan, saat pembukaan, tarian kolosal Laksamana Malahayati akan dihadirkan, bersamaan dengan parade kapal laut yang berlayar dari Spanyol yang berakhir di Pantai Aceh.

BACA JUGA: Erwin Janji Jaga Kepercayaan Masyarakat Bumi Khatulistiwa

Dalam acara ini akan digelar juga sejumlah kegiatan pendukung, seperti Jambore IPTEK, Sabang Underwater Contest, Sales Mission Cruise Operator and Yatch, hingga bakti sosial bersih pantai.

Selain itu, Komisi X DPR RI juga mengunjungi Museum Tsunami Aceh. Rombongan langsung disambut oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi dan Koordinator Museum Tsunami Aceh Almuniza Kamal. Abdul Fikri menjelaskan bahwa Aceh pernah mengalami musibah tsunami terbesar di dunia.

BACA JUGA: 2000 Wisman Ramaikan Sail Sabang 2017 dengan Islamic Cruise

“Sehingga, mestinya beberapa sektor kementerian/lembaga yang membidangi hal ini, fokus untuk menjadikan Aceh sebagai pusat riset manajemen bencana.

Di sisi lain, Indonesia dan beberapa negara yang rawan bencana, selama ini mengikuti pola kerja Sendai Framework dari PBB (dalam mitigasi bencana.

“Padahal ternyata bahan kajiannya dari Aceh. Tiap tahun ada peneliti dari Sendai melakukan penelitian di Aceh. Ke depan, Indonesia harusnya menjadi pusat riset manajemen bencana dunia. Jadi, kita tidak merujuk ke asing, tapi asing lah yang merujuk ke kita,” papar Abdul Fikri.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Kapolda Kalbar Dilantik Gantikan Karolin


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler