DEPOK – Tak jauh berbeda dengan musim sebelumnya, Persikad Depok kembali arungi musim ini dengan kondisi keuangan pas-pasan. Bahkan, menurut manjer Persikad, Adi Gunaya, roda klub jelang kompetisi dijalankan melalui sumber keuangan pribadi.
Maka itu, sponsor dianggap penting untuk perjalanan musim ini. Meski bisa berjalan, sumber dana seperti ini dianggap tak mumpuni untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama Liga Super Indonesia (LSI) musim 2013/2014. Maka itu, Adi ingin cari tambahan dana dari sponsor dan masyarakat Depok yang terpanggil dan merasa memiliki satu-satunya klub di kota Belimbing yang tampil di pentas sepakbola nasional.
“Hingga saat ini, Persikad masih menggunakan dana mandiri milik klub. Memang, setelah ada penambahan klub di grup kami, katanya bakal ada penambahan dana subsidi dari PT Liga Indonesia (LI). Tapi, kami belum tahu kepastiannya,” jelas manajer Persikad, Adi Gunaya di Depok.
Pendekar Ciliwung, julukan Persikad, sendiri musim ini tergabung di Grup 2 bersama Persitara Jakarta Utara, Persikabo Kab. Bogor, Persip Pekalongan, Persitema Temanggung, PSIS Semarang, Persiku Kudus, Persipura Purwodadi dan PSCS Cilacap. Jika tak dicermati dengan serius persolan dana ini, dikhawatirkan Persikad akan limbung di tengah musim nanti.
Untungnya, pos-pos pengeluaran klub musim ini diperkirakan tidak terlalu bengkak. Partai tandang yang biasanya menghabiskan dana banyak kini bisa diminimalisir sebab hanya akan bertanding di daerah yang relatif bisa dijangkau dengan bus. Wilayah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DIY merupakan destinasi Persikad musim ini.
“Persiapan kami memang mepet, efektifnya satu bulan. Upaya pendekatan dengan pihak sponsor sebagai partner, sementara ini baru dalam tahap penjajakan. Sedang dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok baru sebatas support moril,” lanjut Adi.
Saat melakoni kompetisi Divisi satu musim 2011/2012, dana sekitar 3,5 milyar dihabiskan Persikad. Dana sebesar itu pasalnya dianggap minim untuk klub seperti Depok yang saat ini mulai dipenuhi sektor usaha komersil. Seharusnya, seiring berkembangnya sektor usaha komersil di Depok, klub juga mendapat sokongan dana dari pihak-pihak tersebut. Sayang, sumber dana itu hingga kini masih abu-abu.
Sementara itu, Stadion Merpati juga sedang direnovasi untuk laga kandang tim berjersey kuning itu. “Sejak Minggu (27/1), stadion mulai mencapai titik rampung renovasi sederhana. Kami harus persiapkan ini sebelum menjalani partai kandang pertama pada Kamis (7/1) melawan PSIS Semarang,” tutur Adi. (abd)
Maka itu, sponsor dianggap penting untuk perjalanan musim ini. Meski bisa berjalan, sumber dana seperti ini dianggap tak mumpuni untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama Liga Super Indonesia (LSI) musim 2013/2014. Maka itu, Adi ingin cari tambahan dana dari sponsor dan masyarakat Depok yang terpanggil dan merasa memiliki satu-satunya klub di kota Belimbing yang tampil di pentas sepakbola nasional.
“Hingga saat ini, Persikad masih menggunakan dana mandiri milik klub. Memang, setelah ada penambahan klub di grup kami, katanya bakal ada penambahan dana subsidi dari PT Liga Indonesia (LI). Tapi, kami belum tahu kepastiannya,” jelas manajer Persikad, Adi Gunaya di Depok.
Pendekar Ciliwung, julukan Persikad, sendiri musim ini tergabung di Grup 2 bersama Persitara Jakarta Utara, Persikabo Kab. Bogor, Persip Pekalongan, Persitema Temanggung, PSIS Semarang, Persiku Kudus, Persipura Purwodadi dan PSCS Cilacap. Jika tak dicermati dengan serius persolan dana ini, dikhawatirkan Persikad akan limbung di tengah musim nanti.
Untungnya, pos-pos pengeluaran klub musim ini diperkirakan tidak terlalu bengkak. Partai tandang yang biasanya menghabiskan dana banyak kini bisa diminimalisir sebab hanya akan bertanding di daerah yang relatif bisa dijangkau dengan bus. Wilayah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DIY merupakan destinasi Persikad musim ini.
“Persiapan kami memang mepet, efektifnya satu bulan. Upaya pendekatan dengan pihak sponsor sebagai partner, sementara ini baru dalam tahap penjajakan. Sedang dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok baru sebatas support moril,” lanjut Adi.
Saat melakoni kompetisi Divisi satu musim 2011/2012, dana sekitar 3,5 milyar dihabiskan Persikad. Dana sebesar itu pasalnya dianggap minim untuk klub seperti Depok yang saat ini mulai dipenuhi sektor usaha komersil. Seharusnya, seiring berkembangnya sektor usaha komersil di Depok, klub juga mendapat sokongan dana dari pihak-pihak tersebut. Sayang, sumber dana itu hingga kini masih abu-abu.
Sementara itu, Stadion Merpati juga sedang direnovasi untuk laga kandang tim berjersey kuning itu. “Sejak Minggu (27/1), stadion mulai mencapai titik rampung renovasi sederhana. Kami harus persiapkan ini sebelum menjalani partai kandang pertama pada Kamis (7/1) melawan PSIS Semarang,” tutur Adi. (abd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batal Lawan Yordania, Timnas Bidik PSMS Medan
Redaktur : Tim Redaksi