Persitara Wacanakan Kongres Luar Biasa Asprov DKI

Kamis, 31 Agustus 2017 – 14:32 WIB
Ilustrasi sepak bola. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Manajer Persitara Jakarta Utara Farid merasa prihatin dengan kompetisi Liga 3 zona DKI Jakarta.

Dia menilai, Asosiasi Provinsi (Asprov) DKI tidak becus memutar kompetisi.

BACA JUGA: Uruguay vs Argentina: Sampaoli Waspadai Si Tukang Gigit

Farid mengatakan, sejauh ini Asprov DKI belum memiliki jadwal pertandingan tetap.

Bahkan, jadwal pertandingan mengalami perubahan beberapa hari sekali. 

BACA JUGA: PSSI Bikin Kebijakan Baru soal Regulasi Pemain U-23 di Liga 1

Laskar Si Pitung, julukan Persitara menilai aspek fairness dalam kompetisi telah hilang.

Pertandingan terakhir di Grup C, sambung Farid, menjadi bukti nyata bahwa mafia sepak bola juga merambah kompetisi amatir.

BACA JUGA: Arsene Wenger sama dengan Muhammad Ali

Pertandingan terakhir setiap grup dan partai menentukan harus dimainkan di hari dan jam sama untuk menghindari tim main mata.“Tapi ini tidak,” kata Farid, Kamis (31/8).

Sebagaimana diketahui, laga Persitara versus Villa 2000 dimainkan pada Selasa (29/8) pukul 16.00 WIB.

Sementara itu, pertandingan ABC  Wirayudha kontra Betawi FC dihelat Rabu (30/8).

“Kami kalah 0-1 dari Villa 2000. Dari segi permainan dan komposisi pemain kami lebih unggul dari Villa 2000. Kami mencurigai, muncul skenario agar Persitara gagal lolos babak delapan besar,” imbuh Farid.

Dia juga mempertanyakan durasi kompetisi yang sangat mepet.

“Kompetisi cuma satu bulan. Ini kompetisi cap apa? Kalau memang sudah diatur siapa pemenangnya, buat apa kompetisi,” ucap Farid.

Kejanggalan di Liga 3 zona DKI bukan cuma aspek teknis, tetapi juga nonteknis. Farid menilai kepemimpinan wasit cenderung berat sebelah sehingga memicu keributan di luar lapangan antara dua kubu suporter.

Farid juga menyoroti standarisasi lapangan dari Asprov DKI. Lapangan selalu berubah-ubah.

Kualitas penyelenggaraan seperti pertandingan antarkampung. Pertandingan pertama Persitara digelar di Stadion Tugu, selebihnya di Yon Zikon 14.

Bahkan, Persitara sempat mengalami kerugian karena Asprov mengabaikan pertandingan.

Muncul opsi pertandingan pindah ke lapangan Ceger. Namun, Persitara menolak keras permintaan dari Asprov DKI.

“Sungguh sangat ironis,  sekelas Asprov PSSI DKI tidak profesional mengurus kompetisi,” kata Farid.

Farid berhadap ada perombakan besar-besaran dalam Kongres Asprov DKI sehingga muncul pemimpin profesional.

“Pengurus sekarang jauh dari harapan. Komitmen dan perhatian terhadap sepak bola nol besar,” kata Farid.

Persitara menuntut segera dilaksanakan kongres luar biasa (KLB) setelah kompetisi ini usai untuk mencari ketua umum Asprov PSSI yang baru.

“Kami sangat berharap banyak, terjadi perombakan dan pembaruan di tubuh Asprov PSSI DKI,” ucap Ketua North JakMania itu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Caroline Wozniacki Tersungkur, Muguruza Masih Mulus


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler