jpnn.com, GRESIK - Ibu rumah tangga Eni Cahyaning Ati, 37 nyaris terjungkal saat tasnya direbut penjambret.`
Saat itu Eni sedang bersama dua putrinya, Rahma, 15, dan Rani, 6. Sekitar pukul 19.00 Eni menjemput Rahma dan Rani.
BACA JUGA: Para Ibu Stres Banyak Jambret Berkeliaran
Dua bocah tersebut sedang les di daerah Perumahan Gresik Kota Baru (GKB). Eni berangkat sendiri dari rumahnya di kompleks Perumahan Green Garden.
Tidak ada masalah saat berangkat menuju ke tempat les. Jalanan masih ramai. Eni tidak punya firasat akan terjadi sesuatu.
BACA JUGA: Ingat! Jangan Main HP di Jalan
Lebih-lebih diincar penjahat. Ketika pulang, Rahma dan Rani diboncengkan dengan menggunakan motor di jok belakang.
Sampai di Jalan dr Wahidin Sudiro Husodo, tepatnya depan RSUD Ibnu Sina, ada dua pemuda yang mendekat. Mereka bernafsu menarik tas milik Eni.
BACA JUGA: Kelar! Jambret di 20 Lokasi Terjebak di Kemacetan
''Saya gantung di setir kiri,'' kata Eni saat ditemui di IGD RS Ibnu Sina Jumat malam.
Eni kaget. Ketakutan. Ibu muda tersebut sontak berteriak. Rahma dan Rani menjerit-jerit. Tarikan penjambret membuat tas merah milik Eni sobek. Dua bandit jalanan itu pun melepaskan tas incarannya. Isinya handphone (HP).
Dua orang tidak dikenal tersebut lari ke barat. Bisa jadi ke daerah Cerme atau Duduksampeyan. Meski lolos, Eni masih nahas.
Istri Wido Hariadi dan dua anaknya itu terlempar ke aspal. Kepala Rahma dan Rani membentur median jalan.
Rani menangis. Rahma pingsan. Untungnya, ada pengguna jalan yang melihat kejadian itu. Eni dan dua anaknya langsung dibawa ke IGD RSUD Ibnu Sina.
Kaki kiri Eni mengalami patah tulang. Perawat memasangkan bidai (balok kayu untuk menahan posisi tulang yang patah) di kakinya.
Rahma baru siuman setelah dibawa ke ruang perawatan. Hingga kemarin (4/8), Rahma dan Rani masih trauma.
Sebab, dua anak yang masih di bawah umur itu melihat langsung bagaimana bandit jalanan menyerangnya. Keduanya masih menjalani pemulihan.
Eni mengatakan tidak melihat dua pelaku yang menyerangnya dengan jelas. Namun, dua orang tersebut tampak masih remaja.
Pengemudinya mengenakan kaus hijau tua. Yang diboncengkan memakai kaus merah. ''Tidak pakai helm,'' jelasnya.
Sekitar pukul 22.00 Wido tiba di IGD. Lelaki 42 tahun itu terlihat sedih dan bingung. Dia melihat dua anak dan istrinya terbaring lemah. ''Saya juga baru kecelakaan. Tangan kanan masih sakit. Jadi tidak bisa mengantar,'' ungkapnya.
Kejadian tersebut baru dilaporkan kemarin siang (4/8). Kanitreskrim Polsek Kebomas Iptu Nur Sugeng Ari Putera membenarkan bahwa suami korban sudah datang ke mapolsek. ''Masih dimintai keterangan,'' tuturnya.
Mantan Kanitreskrim Polsek Driyorejo itu menyatakan mendapat informasi tersebut sejak malam. Anggota unit reskrim sudah melakukan penyelidikan.
''Kita masih bekerja di lapangan. Doakan segera tertangkap,'' paparnya.
Teror jambret membuat masyarakat tidak tenang. Yuni, warga Randuagung, mengatakan takut keluar rumah.
Terlebih, keluarganya sendiri sudah jadi korban. ''Kok jadi seperti ini ya. Serbatidak aman,'' ucap adik ipar Eni itu.
Hal senada diungkapkan Deni. Warga Kembangan, Kecamatan Kebomas, tersebut menilai aparat kepolisian perlu bertindak tegas.
Sebab, kasus penjambretan yang sering terjadi akhir-akhir ini sangat meresahkan. ''Kami ini butuh rasa aman. Ini kok jambret seperti seenaknya sendiri,'' ucapnya.
Ayah dua anak itu berharap para pelaku segera ditangkap. Harus ada tindakan yang bisa memberikan efek jera. ''Kalau perlu, ditembak saja pelakunya,'' ucap lelaki 44 tahun itu. (adi/c15/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jambret Tertangkap Gara-Gara Motor Ketinggalan
Redaktur & Reporter : Natalia