Pertama di Indonesia, Bandara Sepinggan Operasikan AOCC

Senin, 05 Maret 2018 – 02:16 WIB
Peresmian Airport Operation Control Center (AOCC) di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Kalimantan Timur. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Fasilitas di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Kalimantan Timur, makin lengkap.

Kali ini, PT Angkasa Pura (AP) I selaku operator SAMS Sepinggan menerapkan Airport Operation Control Center (AOCC).

BACA JUGA: Tingkatkan Pelayanan, AP I MoU dengan 4 Mitra Operasional

SAMS Sepinggan pun menjadi bandara pertama di Indonesia yang memiliki AOCC.

Secara umum, AOCC merupakan sebuah control center untuk mengawasi seluruh kegiatan operasional bandara mengenai aktivitas kedatangan dan keberangkatan.

BACA JUGA: AP I Jorjoran Insentif untuk Maspakai

“Fungsi AOCC untuk koordinasi dari sisi udara sampai darat. Konsep digital pengoperasian bandara dan implementasi smart airport secara menyeluruh," kata Direktur Utama AP I Faik Fahmi, Jumat (2/3).

Dengan AOCC, semua pengelolaan sumber daya di Bandara SAMS Sepinggan bisa saling terintegrasi atau disebut dengan total airport management system.

BACA JUGA: AP I Gelontorkan Rp 18,8 T untuk Infrastruktur Bandara

Operasional AOCC melibatkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan bandara.

Mereka terdiri dari unsur 4A, yakni airport operator, airline operator, air navigation, dan authorities seperti Karantina, Bea Cukai, Imigrasi, kepolisian, dan sebagainya.

Keberadaan AOCC akan membuat operasional bandara lebih efektif dan efisien.

Misalnya, penghematan penggunaan lampu, pendingin ruangan, dan listrik melalui pengelolaan penumpang di boarding gate atau area check in.

Pendirian AOCC tidak lepas dari tingginya pertumbuhan traffic dari tahun ke tahun. Kondisi ini menuntut sistem pengoperasian yang baik.

Sebagai informasi, AP I bisa memberangkatkan 89,7 juta penumpang selama 2017. Angka tersebut merupakan total jumlah penumpang dari 13 bandara yang dikelola AP I.

Jumlah penumpang ini naik 5,9 persen dibanding total pergerakan penumpang 2016 yang sebanyak 84,7 juta orang.

Sementara itu, total pergerakan pesawat pada 2017 sebanyak 791.387. Angka itu naik 3,51 persen dibanding pergerakan pesawat pada 2016 yang sebanyak 764.531.

Faik Fahmi menambahkan, pihaknya menyadari memiliki peran cukup signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tengah dan timur Indonesia.

Alasan itu yang mendasari adanya kegiatan pengembangan bisnis.

Pembangunan infrastruktur seperti AOCC menjadi pilar agar bisnis berkembang. Apalagi, AOCC merupakan fasilitas yang dibutuhkan seluruh stakeholder di bandara.

Dana investasi AOCC untuk seluruh bandara di bawah pengelolaan AP I sekitar Rp 100 miliar. Dia meyakini fasilitas lengkap yang berada di AOCC bisa mengontrol semua area bandara.

Total CCTV mencapai 660 kamera dan statusnya aktif sehingga, seluruh pergerakan sudah termonitor Tak ada area di bandara yang tidak ter-cover CCTV.

Koordinasi seluruh aktivitas di bandara bisa terintegrasi dalam satu ruangan.

"Kalau ada masalah, bisa diselesaikan bersama dan cepat. Harapannya, AOCC bisa meningkatkan kinerja operasional penerbangan dan memudahkan stakeholders," ucap Faik.

Pihaknya menargetkan implementasi AOCC dapat dilakukan secepatnya di 13 bandara yang berada di bawah pengelolaan AP I.

"AOCC harus diterapkan untuk menciptakan smart airport dan dalam pelaksanaannya butuh orang yang sudah digital minded," imbuh Faik. (gel/one/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkasa Pura I Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Kejagung


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler