JAKARTA - Meski Indonesia menyimpan hasil tambang yang melimpah, tapi sayangnya penerimaan negara dari sektor tersebut masih sangat kecil yakni hanya 1 persen dari total penerimaan negara secara keseluruhanFakta ini disebabkan masih lemahnya kebijakan politik ekonomi yang digariskan pemerintah.
"Penerimaan dari eksploitasi tambang di seluruh Indonesia ini cuma 1 persen dari total penerimaan negara," kata Ketua Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Didik J Rachbini di Jakarta, Senin (19/9)
BACA JUGA: Green Central City Tuntas
Didik menjelaskan, minimnya penerimaan negara itu lantaran selama kurang lebih dari 4-5 tahun dekade terakhir ini kebijakan sektor pertambangan ditelantarkan dan mayoritas didominasi asing
BACA JUGA: Kebutuhan Listrik Capai 55.500 MW
Akibatnya penerimaan negara dalam bidang ini sangat kecil dan tidak signifikanIa menyebutkan penerimaan negara tahun ini dari pertambangan umum hanya Rp 15,4 triliun
BACA JUGA: Malaysia Kembangkan Bioetanol
Tahun 2012, RAPBN diperkirakan hanya Rp 13,6 triliunIni berarti hanya berkontribusi 1,6 persen terhadap APBN"Negara hanya menerima Rp 13 triliun dari seluruh tambang tersebut, padahal total penerimaan negara lebih dari Rp 1.000 triliun," jelasnya.Ia mengatakan, sumber daya alam dieksploitasi tetapi negara hanya menerima sedikit dan manfaatnya bagi masyarakat sangat rendahDidik merinci, Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 5 miliar ton, nikel 2,5 miliar ton, emas primer 5,4 miliar ton, dan perak 3,5 miliar tonMenurutnya, politik divestasi perusahaan SDA dari asing ke dalam negeri sudah bagus, hanya saja masih salah kaprah, misalnya pada kasus Newmont(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trikomsel Tambah Modal Awal 2012
Redaktur : Tim Redaksi