Pertamina Bakal Agresif demi Perkuat Pasokan Gas Domestik

Minggu, 07 Juni 2015 – 15:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA – PT Pertamina berkomitmen meningkatkan kemampuan di seluruh bisnis gas guna memperkuat pasokan gas domestik. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, bisnis gas Pertamina ke depan akan lebih dominan dibandingkan dengan kondisi saat ini.

"Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan gas baik untuk PLN dan industri, Pertamina harus dapat memenuhi kebutuhan gas nasional baik bersumber dari dalam maupun luar negeri," ujar Dwi dalam siaran persnya, Minggu (7/6).

BACA JUGA: Papan Bangunan Bebas Asbes, Lebih Hemat Ketimbang Mengecor

Untuk memastikan prospek bisnis tersebut berjalan lebih optimal, Pertamina dan anak-anak usahanya di sektor gas bakal lebih agresif membangun infrastruktur gas alam di Indonesia.

Dwi mengatakan, saat ini Pertamina tengah memproses rencana pembangunan beberapa fasilitas penerima LNG, baik di Jawa maupun Indonesia bagian timur. Nantinya, fasilitas tersebut akan melengkapi infrastruktur penerima LNG yang sudah ada, yaitu FSRU Jawa Barat.

BACA JUGA: Tembus Rp 13 Ribu per USD, Ekonomi Indonesia Kondisi Darurat

Di samping itu, Pertamina sedang menyiapkan proyek pembangunan pipa transmisi gas di Pulau Jawa melalui PT Pertamina Gas (Pertagas). Yakni ruas Pipa Semarang-Gresik dan Semarang-Cirebon. Selain di Jawa, Pertagas juga membangun jalur pipa gas dari Arun ke Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sumatra Utara.

 "Perluasan jaringan infrastruktur gas ini sangat diperlukan, karena Pertamina bertekad untuk menjadi pilar utama dalam mewujudkan kemandirian energi nasional," tegas Dwi.

BACA JUGA: Rencana Pembangunan Smelter Freeport Panen Penolakan

Dari dalam negeri, sambung Dwi, Pertamina kini telah memproduksi gas sebanyak 1,63 miliar kaki kubik per hari. Selain itu, pihaknya sudah mendapatkan alokasi gas dari dalam bentuk gas pipa.

Sementara, sumber dari luar negeri, Pertamina mendapatkan kepastikan pasokan impor LNG dari Cheniere Corpus Christi, Amerika Serikat sebanyak 1,5 juta ton mulai 2019. Hal itu akan berlangsung selama 20 tahun. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Nama-nama Pengusaha Muda asal RI Paling Berpengaruh di Asia Tenggara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler