jpnn.com, TUBAN - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Fuel Terminal Tuban memberikan edukasi dan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Jatimbalinus Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk melanjutkan jejak sukses program Desa Energi Berdikari dengan memberdayakan masyarakat.
BACA JUGA: Pertamina International Shipping Hadiri High Level Meeting di Markas PBB
Energi terbarukan ini juga telah mendukung kebutuhan energi program pemberdayaan UMKM setempat, Ekonomi Kreatif Tasikhrjo (Ekokraf Asik), serta menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di daerah sekitar.
Sebanyak 35 penerima manfaat melalui program Ekokraf Asik yang terdiri dari tiga program pemberdayaan UMKM.
BACA JUGA: Anak Perusahaan Pertamina Gandeng BP Kembangkan Potensi Amonia Biru di Teluk Bintuni
Ketiga program tersebut, yaitu UMKM Batik Sekar Tanjung, Program Jahit Sekar Tanjung, dan Program Ethical Creative Tasikharjo dengan memanfaatkan potensi alam dan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk-produk kreatif yang berkualitas dan ramah lingkungan sekaligus memutar roda ekonomi warga desa.
“Pemanfaatan EBT dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dengan menyediakan energi yang terjangkau dan andal," kata Fuel Terminal Manager Tuban Adriansyah.
BACA JUGA: Ternyata Ini Tujuan Pertamina Promosikan Puluhan UKM di China ASEAN Expo 2023
Menurut Adriansyah, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya dengan cara memaksimalkan transisi energi dapat membantu pelaku ekonomi kreatif berinovasi dan mengembangkan produk dan layanan desa setempat maupun membantu melindungi lingkungan.
Energi terbarukan ini juga telah mendukung reverse osmosis dan Eco Pengolahan Limbah Komunal untuk mencapai kemandirian akses air di Desa Tasikharjo.
Selain itu, panel surya juga mendukung kegiatan produksi sistem pengolahan limbah 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
Adriansyah menyebutkan dengan kapasitas 6,54 kWp PLTS ini mampu menghasilkan listrik hingga 10.241 kWh per tahun.
Didukung baterai lithium 10 kWh yang dapat menghemat biaya listrik hingga Rp 15 juta per tahun.
Selain itu, energi terbarukan ini juga mampu mengurangi emisi karbon 8.502 kg CO2 eq/tahun.
Program Desa Energi Berdikari telah menghasilkan manfaat 170.880 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605 ribu m3/tahun energi biogas dan gas metana.
Kemudian 8 ribu watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin.
Warga Desa Tasikharjo Susiani mengatakan dengan adanya energi terbarukan ini, pergerakan produktivitas UMKM Desa Tasikharjo terus berkembang.
"Hal ini pun juga memberikan wawasan baru kepada kami dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, sehingga kami pun juga dapat menjaga pelestarian lingkungan desa kami," kata Susiani.
Sejak 2019, program Desa Energi Berdikari telah menghasilkan manfaat 170.880 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605 ribu m3/tahun energi biogas dan gas metana.
Kemudian 8 ribu watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin, serta berdampak pengurangan emisi karbon sebesar 565.928 ton Co2eq per tahun.
Desa Energi Berdikari juga turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dan memberikan dampak perekonomian bagi 3.201 Kepala Keluarga (KK) dengan total multiplier effect sebesar manfaat Rp 1,8 miliar per tahun.
Harapannya melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, masyarakat dapat mengembangkan potensi ekonominya dengan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.
Selain itu, pengembangan produk UMKM yang dihasilkan sampai dengan pemberian edukasi terkait pemanfaatan dan perawatan fasilitas energi terbarukan.
Program TJSL dari Pertamina ini sejalan dengan SDG yang telah diupayakan Pemerintah poin ke-6 (air bersih dan sanitasi layak), ke-7 (energi bersih & terjangkau), dan ke-8 (pekerjaan layak & pertumbuhan ekonomi), dan Poin 13 (penanganan perubahan iklim).
"Selain itu, program ini juga sebagai aksi nyata Pertamina untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060," kata Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi