Pertamina Berpotensi Rugi Rp 3,1 T

Selasa, 18 Mei 2010 – 06:03 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tahun ini diperkirakan bakal mengalami kerugian sebesar Rp 3,189 triliun dari penyaluran elpiji (LPG/liquid petroleum gas) non-subsidiSebab, dari setiap tabung elpiji yang dijual, Pertamina harus menombok Rp 2.658 per kilogram.
     
Menurut Vice President Communication Pertamina, Basuki Trikora Putra, dengan CPA (Contract Price Aramco) mix USD 718 dan kurs rupiah Rp 9.074 per USD maka harga keekonomian elpiji non subsidi seharusnya Rp 8.508 per kilogram, sementara harga elpiji di pasaran dijual dengan harga Rp 5.850 per kilogram

BACA JUGA: Dirut PLN Apresiasi Tri Mumpuni

"Pada tahun lalu saja kerugian yang dialami Pertamina mencapai Rp 2,6 triliun," ujarnya.
    
Jika harga elpiji non subsidi ini tidak dinaikkan, maka pada tahun ini Pertamina akan kembali mengalami kerugian
Basuki memperkirakan konsumsi elpiji non subsidi pada tahun ini sekitar 1,2 juta metric ton (MT) dan elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram pada tahun 2010 sekitar 3 juta MT (metric ton)

BACA JUGA: Ada Mesin Baru, Listrik Masih Byar Pet

"Sehingga total konsumsi elpiji di tanah air mencapai 4,2 juta MT," ungkapnya.
    
Elpiji non subsidi adalah yang berkapasitas 15 kilogramg, 50 kilogram serta elpiji curah (bulk)
Oleh karena itu, dia mengakui Pertamina sudah mengajukan usulan kenaikan harga elpiji non subsidi kepada pemerintah

BACA JUGA: Terapkan PPN, Sales Elektronik Merayap

Surat tersebut ditujukan kepada Menteri ESDM, Menteri BUMN, dan Menteri Keuangan"Besarannya berapa kita lihat saja nantiTentunya kami tetap memperhatikan daya beli dan kondisi masyarakat," tukasnya.
    
Sementara itu, pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai kenaikan elpiji non subsidi memang tidak dapat dihindariApalagi dalam Undang-Undang disebutkan BUMN tidak boleh merugi dalam menjalankan kegiatan PSO (public service obligation)."Pertamina juga sudah mengantongi SK ESDM untuk menyesuaikan harga elpiji non subsidi ini sesuai dengan mekanisme pasar," ungkapnya.
    
Namun, Tulus berharap agar kenaikan tersebut tetap memperhitungkan waktu yang tepat karena pada tahun ini ada empat komoditas yang akan dan telah mengalami kenaikan harga yaitu elpiji non subsidi, tarif dasar listrik, harga BBM bersubsidi, serta tarif tolIa khawatir kenaikan bertubi-tubi yang dikenakan kepada masyarakat akan melemahkan daya beli mereka"Jadi waktu kenaikannya harus diperhitungkan secara matang," pintanya.
    
Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Ery Purnomohadi menuturkan pihaknya pada dasarnya bisa memahami keinginan Pertamina untuk menaikkan harga gas elpiji non subsidiSebab dengan begitu lambat laun akan bisa mencapai harga keekonominanNamun begitu, pihaknya berharap agar kebijakan itu tidak membuat banyak orang pindah mengkonsumsi elpiji 3 kilogram"Ini yang harus diwaspadai," jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... OT Group Gandeng Kidzania


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler