jpnn.com, WASHINGTON DC - PT Pertamina (Persero) bersama Chevron membangun kerja sama dalam bidang dekarbonisasi, yakni pengembangan Carbon Capture Storage atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS).
Hal ini sebagai wujud komitmen dalam penerapan teknologi penangkapan, penyimpanan dan pemanfaatan karbon.
BACA JUGA: Di Forum Sinopec, Dirut Pertamina Sampaikan Keamanan Energi Prioritas Utama Indonesia
Kerja sama tersebut diwujudkan dengan melakukan joint study agreement (JSA) antarkedua perusahaan untuk mengkaji kelayakan CCS/CCUS di Kalimantan Timur (Kaltim).
Pertamina dan Chevron bersepakat untuk saling berbagi informasi wilayah-wilayah dan potensi pengembangan CCS/CCUS yang memuat informasi, meliputi data geologi, geofisika, peta-peta, model-model dan interpretasi, catatan-catatan, ringkasan dan informasi komersial.
BACA JUGA: Pertamina Gelar Loss Control Summit 2023, Berikut Para Pemenangnya
Kesepakatan ini diwujudkan melalui penandatanganan tiga confidentiality agreement CCS/CCUS antara anak usaha sektor hulu Pertamina, yakni PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan Chevron Energy International Pte. Ltd.
Perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari JSA antara PT Pertamina (Persero) dengan Chevron Energy International Pte. Ltd yang telah berlangsung sejak 6 Maret 2023 lalu.
BACA JUGA: Universitas Pertamina Berperan Cetak SDM yang Mampu Dukung Transisi Energi dan Dekarbonisasi
Bahkan penjajakan dan kolaborasi kedua pihak sudah dimulai sejak 2022.
Penandatanganan dilakukan oleh John Anis selaku Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur serta Jason Ashurst selaku Authorized Representative Chevron New Energies dan Mirza Mahendra selaku Direktur Teknik dan Lingkungan Migas pada Senin (13/11) di Washington DC.
Momen penandatanganan turut disaksikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Jodi Mahardi selaku Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Wahyu Budiarto selaku Country Manager Chevron Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina berkomitmen penuh dalam mengembangkan bisnis rendah karbon melalui proyek CCS/CCUS.
Langkah ini menjadi salah satu kunci untuk mempercepat dekabonisasi. Penerapan teknologi CCS/CCUS merupakan upaya Pertamina beradaptasi menyambut transisi energi.
”Proyek CCS/CCUS sangat strategis, karena potensi penyimpanan karbon Indonesia besar. Menjadikan Indonesia sangat potensial untuk menjadi pusat CCS atau pusat penangkap dan penyimpan karbon di Asia Tenggara,” ungkap Nicke.
Menurut Nicke, saat ini upaya pemanfaatan karbon juga relevan dengan pemanfaatan minyak dan gas bumi (migas) yang tetap dibutuhkan hingga nol emisi karbon atau NZE 2060.
"Penggunaan energi fosil di Indonesia masih dominan, artinya kita masih menghasilkan emisi yang besar. Oleh karena itu, penting untuk serius pada teknologi CCS/CCUS,"ungkapnya.
Saat ini, Pertamina telah berkolaborasi dengan Chevron dalam pengembangan proyek CCS Hub di Kalimantan Timur yang mengintegrasikan area penghasil emisi di Klaster Industri Balikpapan dan Bontang.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi