JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memberi instruksi agar Pertamina dan PLN tidak melakukan pembelian dolar di pasar uang, untuk kebutuhan mereka. Hal itu dilakukan sesuai kesepakatan yang diambil oleh Menteri BUMN dengan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rangka penguatan kurs rupiah.
Pasalnya, selama ini Pertamina mempercayakan pengadaan dolarnya pada tiga bank BUMN (Mandiri, BRI, BNI). "Tapi bank-bank tersebut lantas mencari dolar di pasar uang. Ini menimbulkan kesan bahwa Pertamina selalu mencari dolar sendiri di pasar uang," ujar Dahlan dalam rilis yang diterima JPNN, Rabu petang (16/1).
Dan sesuai dengan kesepakatan dengan Gubernur BI, tiga Bank tersebut tidak akan mencari dolar untuk Pertamina di pasar uang. "BI yang menyediakan dolar untuk tiga Bank tersebut bagi keperluan Pertamina," sambung Dahlan.
Dikatakan Dahlan bahwa Pertamina memang memerlukan dolar sangat besar, hingga mencapai sepertiga kebutuhan dolar nasional. Hal itu yang terutama untuk mendukung impor bahan bakar minyak (BBM) yang pemakaiannya terus meningkat.
"Pengendalian pemakaian BBM akan mengurangi tekanan kebutuhan dolar Pertamina," jelasnya. Selain itu, kata Dahlan, besarnya pemakaian BBM di samping membengkakkan subsidi dari APBN juga memberi tekanan pada rupiah.
Dengan dilaksanakannya kesepakatan baru ini dengan Gubrenur BI, Mantan Dirut PLN ini berharap pasar dolar bisa lebih tenang. "Pertamina tinggal mengajukan berapa dolar yang diperlukan melalui tiga bank tersebut, BI yang menyediakan," tutup Pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini. (chi/jpnn)
Pasalnya, selama ini Pertamina mempercayakan pengadaan dolarnya pada tiga bank BUMN (Mandiri, BRI, BNI). "Tapi bank-bank tersebut lantas mencari dolar di pasar uang. Ini menimbulkan kesan bahwa Pertamina selalu mencari dolar sendiri di pasar uang," ujar Dahlan dalam rilis yang diterima JPNN, Rabu petang (16/1).
Dan sesuai dengan kesepakatan dengan Gubernur BI, tiga Bank tersebut tidak akan mencari dolar untuk Pertamina di pasar uang. "BI yang menyediakan dolar untuk tiga Bank tersebut bagi keperluan Pertamina," sambung Dahlan.
Dikatakan Dahlan bahwa Pertamina memang memerlukan dolar sangat besar, hingga mencapai sepertiga kebutuhan dolar nasional. Hal itu yang terutama untuk mendukung impor bahan bakar minyak (BBM) yang pemakaiannya terus meningkat.
"Pengendalian pemakaian BBM akan mengurangi tekanan kebutuhan dolar Pertamina," jelasnya. Selain itu, kata Dahlan, besarnya pemakaian BBM di samping membengkakkan subsidi dari APBN juga memberi tekanan pada rupiah.
Dengan dilaksanakannya kesepakatan baru ini dengan Gubrenur BI, Mantan Dirut PLN ini berharap pasar dolar bisa lebih tenang. "Pertamina tinggal mengajukan berapa dolar yang diperlukan melalui tiga bank tersebut, BI yang menyediakan," tutup Pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp 438 T untuk Infrastruktur
Redaktur : Tim Redaksi