jpnn.com - JAKARTA - Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina diminta mengumumkan segera pemenang tender minyak mentah yangg sudah berjalan sejak 22 Januari lalu. Pasalnya, sejak awal dimulai, tender itu tidak transparan.
Pengamat ekonomi energi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengungkapkan, dibanding menimbulkan kecurigaan sebaiknya Pertamina membeberkan pemenang tender itu pada publik.
BACA JUGA: Bank Diminta Bantu Industri Jamu
"Saya menangkap gelagat pemerintah ini hendak menjadikan BUMN sebagai lahan bancakan, khususnya Pertamina. Kalau tidak, harusnya diumumkan," kata Salamuddin melalui keterangan pers pada wartawan, Jumat (30/1).
Salamuddin mensinyalir ada importir yang kenal dekat dengan penguasa, yang dijadikan pemenang dalam tender itu. Karena itulah, duganya, Menteri ESDM sengaja membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Migas, untuk membubarkan Petral dan menggantikan dengan importir lain. Importir lain itu yang diduga memenangkan tender minyak mentah tersebut
BACA JUGA: Dirut Garuda Sarankan Jonan Perbaiki IDSC
"Ini menunjukkan kesan bahwa menteri baru dan jajarannya hanya ingin mengganti importir," tegasnya.
Salamuddin juga menilai pemerintah telah mengabaikan prinsip good corporate governance (GCG). Pasalnya tak dibeberkan pada publik jenis minyak apa saja yang diimpor dan berapa harga yang ditawarkan. Selain itu, ia juga mempertanyakan siapa saja peserta tender. Apakah trader atau penghasil minyak.
BACA JUGA: Menteri ESDM Resmikan Proyek Infrastruktur PGN Batam
"Ada indikasi bahwa yang ikut tender adalah para trader. Padahal janji awal Tim Reformasi adalah menghindari melakukan impor melalui trader, melainkan langsung ke perusahaan minyak baik Multinational Oil Company maupun National Oil Company. Jika ini terjadi maka Sudirman Said dkk telah melakukan kebohongan publik," tandasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Open Sky 2015, Garuda Perkuat Rute Domestik
Redaktur : Tim Redaksi