jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Subarkah Yuniarto mengatakan pihaknya sudah memulai mengaplikasikan panas bumi untuk pertanian kentang di Garut dan Kamojang.
Dua wilayah tersebut merupakan pembangkit panas bumi milik PT PGE yang beroperasi.
BACA JUGA: Hukum Mencukur Bulu Kemaluan, Jangan Sampai Lewat ya!
“Keuntungan yang diperoleh petani bisa meningkat sampai 10 kali lipat dibandingkan pertanian konvensional,” ujar Ahmad dalam webinar bertajuk Renewable Energy Invest in Indonesia 2022.
PT PGE membuat tanki berbentuk silinder dengan garis tengah 1,5 meter untuk mensterilisasi Cocopeat, media tanam untuk benih kentang, dari bakteri dan virus.
BACA JUGA: Gunakan Listrik Dari PLN, Peternak Ayam ini Bisa Hemat Belasan Juta Rupiah
Sterilisasi dilakukan dengan memanaskan tanki tersebut dengan memanfatkan uap dari PLTP Kamojang.
“Pemanasan Cocopeat sekitar sekitar 4-5 jam,” kata Zamzam Nurzaman, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mustika Hutan, Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
BACA JUGA: Pegadaian Luncurkan Produk Pembiayaan Wisata Religi, Nasabah Bisa Daftar Haji
Menurut Zamzam, sebelumnya mereka memanaskan Cocopeat dengan drum dengan kayu atau gas.
Dengan drum mereka paling banyak hanya bisa memanasi dua karung (60 kg) Cocopeat, sedangkan dengan tanki PT PGE bisa sampai 20 karung (600 kg).
“Proses yang sekarang lebih cepat dan jumlahnya jauh lebih besar. Kami juga tidak perlu membayar ke PT PGE. Sebelumnya kami harus mengeluarkan biaya untuk kayu atau gas," jelasnya.
Fasilitas pemanasan ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial PT PGE dengan nama Geothermal Potato (Geotato) sejak 2018 dimulai dengan ujicoba.
PT PGE menyediakan dua tanki pemanas. Satu tanki khusus untuk kentang, satu lagi untuk jamur.
Saat ini, ada delapan petani yang bergerak di bidang usaha pembibitan kentang.
Di samping itu, di banyak negara, PLTP dipakai sebagai sumber listrik untuk memproduksi hidrogen melalui proses elektrolisis.
Hidrogen ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dua di antaranya adalah untuk sektor transportasi dan petrokimia.
Oleh karena itu, PGE akan mengajak semua pihak di Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan hidrogen. Ada banyak keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan hidrogen.
Selain mengurangi biaya energi dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan energi fosil, terutama ketika harga minyak mentah naik tinggi seperti saat ini, pemanfaatan hidrogen juga bisa mengurangi emisi karbon.
“Hidrogen sangat indah untuk dekarbonisasi,” sebut Ahmad.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Migrasi TV Digital, Pengelola MUX Bakal Berikan STB Gratis Kepada Warga Kurang Mampu
Redaktur & Reporter : Yessy Artada