Pertamina Investasikan USD 90 Miliar untuk Infrastruktur Hulu Migas dan Kilang

Selasa, 18 Agustus 2020 – 22:55 WIB
Kantor Pusat Pertamina. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina mengalokasikan investasi USD 90 miliar hingga 2026 untuk memastikan peningkatan produksi hulu migas, kapasitas dan kapabilitas kilang, serta pembangunan infrastruktur migas lainnya.

Dalam pelaksanaan investasi tersebut, Pertamina menekankan pentingnya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, demi mendukung pengembangan industri nasional.

BACA JUGA: Soal Rencana IPO Subholding Pertamina, Sunarsip: Tidak ada yang Perlu Dikhawatirkan

Hal inilah yang menjadikan TKDN dalam proyek Pertamina dalam 3 tahun terakhir, terus mengalami peningkatan.

“Sesuai hasil audit BPKP tahun 2018, TKDN Pertamina mencapai 38,17% dan naik menjadi 43,16% pada tahun 2019. Sementara sesuai prognosa triwulan 1 2020, TKDN Pertamina mencapai 52,20%,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam siaran pers yang dikutip, Selasa (18/8).

BACA JUGA: Soal Isu IPO Subholding Pertamina, Rhenald Kasali: Terlalu Dibesar-besarkan

Menurut Nicke, mendayagunakan sumber daya domestik telah memberi peluang penyerapan tenaga kerja, yang sangat besar di berbagai sektor.

Tercatat sebanyak 1,2 juta tenaga kerja telah terserap dalam pengembangan B30, dan akan makin meningkat sejalan dengan pengembangan green energy berbahan baku minyak nabati dalam negeri.

BACA JUGA: Hadirkan Pertashop, Pertamina Dorong Pertumbuhan Pusat Ekonomi Baru

Pada megaproyek kilang Pertamina yang memiliki TKDN rata-rata di atas 30 persen, menyerap sekitar 170 ribu tenaga kerja serta memberikan multiplier effect, hingga sekitar 3 juta tenaga kerja.

Pandemi COVID-19 ini juga mendorong Pertamina mempercepat inovasi di bidang energi.

Pertamina telah menetapkan pengembangan energi baru terbarukan, untuk mewujudkan green energy mendukung Indonesia sehat, bersih dan ramah lingkungan.

Sebagai pilot project, Pertamina telah berhasil memproduksi 1.000 barel per Green Diesel (D-100) di Kilang Dumai dengan Cetane Number 78, lebih tinggi dibanding produksi perusahaan migas dunia.

Inovasi Green Energy terus dikembangkan dengan target 6.000 barel per hari pada Biorefinery Cilacap, serta 20.000 barel per hari di Biorefinery Plaju dengan 100 persen berbahan baku minyak nabati.

Keberhasilan D100 tak lepas dari sinegri Pertamina bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), yang telah berhasil mengembangkan inovasi katalis merah putih, sebagai bahan utama dalam pengolahan green energy.

Inovasi tersebut terus dikembangkan bersama sinergi BUMN untuk mewujudkan pabrik katalis merah putih pertama di Indonesia. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler