jpnn.com, JAKARTA - Avtur disebut-sebut menjadi salah satu komponen yang memicu mahalnya tiket pesawat. Pengamat ekonomi Syarkawi Rauf mengatakan, sejak dulu Pertamina memang sudah memonopoli bisnis avtur. Saat ini PT AKR Corporindo Tbk telah menyatakan minatnya untuk menjadi competitor.
BACA JUGA: KPPU Selidiki Dugaan Kartel Harga Tiket Pesawat
BACA JUGA: Soal Harga Tiket Pesawat, Budi Minta Garuda Konsisten
Hal tersebut harus didukung oleh pemerintah. Sebab, setiap korporasi mestinya mempunyai hak yang sama untuk masuk ke bisnis tersebut.
Namun competitor ini nantinya tidak bisa menggunakan infrastruktur distribusi yang dimiliki oleh Pertamina. Saat ini Pertamina menggunakan berbagai jalur untuk distribusi avtur, mulai pesawat, kapal tanker hingga truk untuk jalur darat.
BACA JUGA: Pertamina Turunkan Harga Avtur
“Jadi jangan seperti di industry telekomunikasi. PT Telkom bangun infrastruktur, operator lain enggak ikut bangun tapi pingin bisnis juga. Jadi susah,” ujar Syarkawi yang juga mantan ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) itu.
Terkait penurunan harga tiket pesawat, bersama Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPPNPI) atau AirNav Indonesia sedang melakukan uji coba serta exercise implementasi Air Traffic Flow Management (ATFM).
BACA JUGA: Penjelasan Dirut Garuda Indonesia soal Penurunan Harga Tiket
BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Rindu Keluarga Dipendam
Selain ruang udara, ruang bandara juga akan dilakukan menejemen dengan menyiapkan exercise implementasi Airport Collaborative Decision Making (A-CDM). Kegiatan ini maskapai, operator ground handling, BMKG, dan juga militer. (rin/lyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhub: Harga Avtur Diharapkan Turun, Jangan Terlalu Tinggi
Redaktur & Reporter : Soetomo