Pertamina Kebut Proyek Senilai Rp 500 Triliun

Rabu, 05 April 2017 – 01:53 WIB
Pertamina. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) berupaya merampungkan pengembangan dan pembangunan enam kilang minyak.

Enam proyek kilang senilai Rp 500 triliun itu ditargetkan rampung pada 2023.

BACA JUGA: Ajarkan Tata Kelola Migas di Sekolah

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menyebutkan, enam proyek tersebut terdiri atas empat proyek pengembangan kilang dan pembangunan dua kilang baru.

’’Enam proyek itu dikerjakan sekaligus dengan target semua rampung pada 2023,’’ katanya.

BACA JUGA: Ini Dia Pengganti Wianda sebagai Jubir Pertamina

Empat kilang yang dikembangkan adalah Refinery Unit (RU) V Balikpapan, RU VI Balongan, RU IV Cilacap, dan RU II Dumai.

Programnya dikenal dengan nama Refinery Development Master Plan (RDMP). Dua kilang baru yang dibangun (new grassroots refinery unit) ialah NGRR Tuban dan NGRR Bontang.

BACA JUGA: Pendapatan Turun, Laba Pertamina Lipat Dua

Pertamina, kata Rachmad, hanya memiliki waktu enam tahun untuk menyelesaikan seluruh proyek.

Karena itu, studi kelayakan (feasibility studies), desain dasar (basic engineering design/BED), desain lanjutan (front-end engineering design/FEED), dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC) dilakukan paralel.

’’Strategi itu ditempuh agar terjadi percepatan pembangunan di keenam proyek,’’ ujarnya.

Biasanya, tutur Rachmad, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tahapan proyek mencapai 5–6 tahun.

Tahapan yang dapat dipercepat adalah BED dan FEED dari awalnya dua tahun menjadi setahun. Demikian pula prakualifikasi dan kualifikasi EPC.

Pertamina tidak perlu menunggu FEED selesai seratus persen untuk memulai proses prakualifikasi dan kualifikasi pelaksana proyek.

’’Saat proses FEED sudah mencapai 60 persen, prakualifikasi dan kualifikasi EPC sudah bisa dimulai,’’ jelas Rachmad.

Untuk menyiasati waktu pengadaan material yang biasanya lama, Pertamina melakukan pembelian secara langsung kepada manufaktur lewat proses tender terbatas.

’’Semua pekerjaan itu akan diawasi ketat dan harus tercipta koordinasi yang solid antarbagian,’’ tuturnya.

Saat ini, Pertamina telah mengoperasikan enam kilang minyak berkapasitas 1,05 juta barel per hari.

Namun, dalam kenyataannya, produk BBM yang dihasilkan dari keenam kilang minyak hanya 800 ribu–950 ribu barel per hari. (dee/c14/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Sepak Terjang Mengagumkan Dirut Baru Pertamina


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler