Pertamina Lakukan Tajak Perdana Sumur Minyak Non-Konvensional di Wilayah Kerja Rokan

Kamis, 27 Juli 2023 – 18:20 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati meninjau langsung Sumur Gulamo di PHR Duri, Kamis (27/7). Foto: dokumentasi humas Pertamina

jpnn.com, ROKAN HILIR - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan tajak perdana sumur migas non-konvensional (MNK) di Wilayah Kerja Rokan.

Tajak ini merupakan hasil studi potensi MNK dalam upaya mendukung produksi minyak dan gas nasional.

BACA JUGA: PT Pertamina Hulu Energi Teken Kontrak Kerja Sama Pengelolaan WK Bunga

Tajak perdana sumur MNK ini berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (27/7).

Tajak sumur diresmikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Dirjen Migas Tutuka Ariadji, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, Direktur Utama PHR Chalid Said Salim, dan Gubernur Riau Syamsuar.

BACA JUGA: Dirut Pertamina Nicke Widyawati Tegaskan Ketersediaan LPG 3 Kg Terus Dipastikan Aman

Dalam melakukan studi evaluasi potensi (teknis) MNK Rokan, PHR melakukan kerja sama dengan perusahaan internasional yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat.

Untuk mendukung ikhtiar ini, PHR juga melibatkan Tim Percepatan Pengusahaan MNK yang dibentuk Kementerian ESDM.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pasokan migas dalam negeri saat ini belum dapat memenuhi total kebutuhan energi nasional dan berdampak terhadap impor.

Karena itu, lanjut Menteri Arifin Tasrif, diperlukan upaya untuk dapat mengurangi kebutuhan impor dengan menambah cadangan hidrokarbon.

Saat ini, terlihat ada potensi MNK yang akan dilanjutkan dengan kajian dan konsultasi.

"Kita masih memiliki potensi yang cukup besar yang memang harus dieksploitasi agar bisa menjamin keamanan energi untuk masyarakat. Saya mengucapkan selamat kepada Pertamina, saya sangat bangga dan berpesan jangan lupa untuk terus memperhatikan keselamatan kerja," kata Menteri Arifin Tasrif.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan tajak perdana sumur MNK menandai sejarah baru dalam industri hulu migas nasional.

Potensi sumber daya MNK yang selama ini belum digarap, pada hari ini menandai potensi sumber daya tersebut mulai dikelola untuk mendukung penambahan cadangan migas nasional.

“Ke depan, kami berharap Pertamina dan investor hulu migas lainnya, dapat lebih agresif melakukan studi mengenai MNK karena potensinya masih besar," ujar Dwi.

Dwi menegaskan pihaknya akan memberikan dukungan penuh bagi investasi di sektor MNK sehingga dapat mendukung peningkatan produksi migas nasional.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan tajak sumur MNK ini merupakan upaya baru untuk membuka peluang di Wilayah Kerja Rokan guna mendukung produksi minyak dan gas nasional.

Nicke menegaskan Pertamina berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target 1 juta barel minyak pada 2030.

"Salah satu upayanya. yakni dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia,” kata Nicke.

Sementara itu, Direktur Utama PHR Chalid Said Salim mengatakan sumber daya MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale, yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah, dan lower red bed yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale.

Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6 ribu kaki.

“Di WK Rokan potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki," ungkapnya.

Chalid mengatakan sumur ini merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan oleh PT Pertamina Hulu Rokan sebagai operator wilayah kerja Rokan bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan.

Rencananya operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP).
“Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan Rig 350 HP, 550 HP, 750 HP," terangnya.

Chalid menyebutkan diperlukan area wellpad (lokasi eksplorasi) yang cukup luas, lebih kurang 2,5 hektare atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya.
"Pada tahap pengembangan nantinya well pad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur,” jelas Chalid.

MNK merupakan minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability).
Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi.

Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan, sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.

Berbeda dengan migas konvensional, MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/gas) tempat terbentuknya hidrokarbon atau batuan reservoir klastik berbutir halus dengan permeabilitas (kemampuan bebatuan untuk meloloskan partikel) rendah yang hanya bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing.

PHR, bagian dari Subholding Upstream Pertamina, akan terus berupaya melakukan inovasi melalui teknologi terkini dalam industri hulu migas untuk mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan.

PHR juga senantiasa menjalankan kegiatan operasional dengan berlandaskan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai perusahaan hulu migas yang patuh, handal, dan peduli kepada lingkungan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler