jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina terus berupaya mengatasi kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ), termasuk mencegah kerusakan lingkungan dengan mengerahkan 27 unit kapal dan alat penangkap tumpahan minyak (oil boom) di Perairan Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat.
“Kami juga terbuka dengan bantuan dan peralatan dari SKK Migas maupun dari instansi lain, termasuk dari KKKS. Sekarang semuanya bekerja secara maksimal di lapangan,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, Selasa (23/7).
BACA JUGA: Pertamina Dinilai Sigap Tanggani Gelembung Gas di Area ONWJ
Menurut Fajriyah, penanganan bocoran gas di sumur yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ ini dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten dan memiliki pengalaman yang baik dalam menangani masalah yang sama.
Dalam menangani tumpahan minyak ini Pertamina dibantu oleh Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia yang ahli dan spesialis menanganinya. Selain itu, juga dilibatkan Boot & Coots, perusahaan asal Amerika Serikat yang telah memiliki pengalaman dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.
BACA JUGA: Tumpahan Minyak di Pantai Utara Jawa, Kemenhub Terbitkan Notice to Mariner
BACA JUGA: Tumpahan Minyak di Pantai Utara Jawa, Kemenhub Terbitkan Notice to Mariner
“Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup,” katanya.
BACA JUGA: Truk Tangki Pertamina Terbakar, Tiga Orang Tewas
Di bagian lain, Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan, Een Nuraini Saidah menuturkan pihaknya sudah mendapatkan laporan terjadinya tumpahan minyak di wilayah kerja PHE ONWJ sejak akhir pecan kemarin.
'Kemenhub sudah melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi untuk mempercepat penyelesaian tumpahan minyak tersebut. Koordinasi sudah dilakukan dengan pihak Pertamina," kata Een Nuraini.
Dalam rapat yang digelar di Kementerian Perhubungan, Senin (22/7) kemarin, juga membahas tentang kemungkinan menaikkan status kejadian tumpahan minyak milik PHE ONWJ tersebut.
Namun hingga Selasa (23/7) hari ini masih ditetapkan dalam level tier 1, karena dianggap masih bisa ditangani Pertamina bersama tim yang dilibatkan. Een juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari Pertamina bahwa dalam penanggulangan tumpahan minyak di Anjungan Lapas Pantai YY milik PHE ONWJ melibatkan pihak konsultan yakni Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia untuk strategi penanganan tumpahan minyak agar efektif, karena penangannya harus cepat dan dalam waktu singkat.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Sumur Tua Mengalami Penurunan, Begini Kata Kurtubi
Redaktur & Reporter : Yessy