Produksi Sumur Tua Mengalami Penurunan, Begini Kata Kurtubi

Kamis, 18 Juli 2019 – 22:20 WIB
Proses eksploitasi dan eksplorasi sumur milik Pertamina. Foto dok Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Terjadinya penurunan produksi berbagai sumur tua, termasuk di Blok Mahakam dianggap wajar oleh Anggota Komisi VII DPR Kurtubi. Menurutnya, penurunan produksi terjadi secara alamiah.

“Siapa pun yang menangani operasi lapangan yang sudah mature, yang sudah tua, produksinya pasti dalam keadaan menurun terus. Itu natural. Hal ini terjadi secara otomatis, karena blok tersebut memang sudah tua dan dikelola sekitar 30 tahun,” kata Kurtubi di Jakarta, Kamis (18/7).

BACA JUGA: Pertamina Berhasil Turunkan Impor Migas

Selama 30 tahun itulah, menurut Kurtubi, lapangan di blok tersebut berproduksi. Hal ini mengakibatkan cadangan gas juga mengalami penurunan. Dan kalau cadangan menurun, otomatis produksinya pasti menurun terus.

“Kalau minyak atau gasnya disedot terus, dikeluarkan terus, tentu di dalam perut bumi berkurang dan tekanannya juga berkurang. Dengan demikian, migas di perut bumi tambah melemah,” jelas Kurtubi.

BACA JUGA: Titik BBM Satu Harga Milik Pertamina Hadir di Distrik Mapia, Dogiyai

BACA JUGA: Pertamina Siapkan Tambahan Avtur di 12 Bandara Embarkasi Haji

Nah, untuk menahan laju penurunan alamiah tersebut, Kurtubi menuturkan beberapa cara bisa dilakukan. Di antaranya melalui investasi untuk melakukan pengeboran, termasuk terhadap sumur pengembangan.

BACA JUGA: Kebutuhan Avtur di Bandara Kulanamu Melonjak

“Jadi, upaya pengeboran yang dilakukan Pertamina memang sudah tepat,” tutur Kurtubi.

Sebelumnya diberitakan, untuk menahan laju decline alamiah terhadap sumur-sumur tua termasuk di Blok Mahakam, Pertamina melakukan pengeboran. Sepanjang 2018, misalnya, BUMN tersebut mengebor 62 sumur, sehingga berhasil menahan laju year on year decline sampai 25 persen.

Laju penurunan tersebut cukup tinggi, terutama jika dilihat dari decline pada 2016, yang mencapai 57 persen. Apalagi, karena pada 2019 ini, BUMN tersebut terus menambah pemboran menjadi 121 sumur dengan target decline rate menjadi flat.

“Pemboran ini sangat agresif. Ini menunjukan keseriusan Pertamina dalam memegang amanah mengoperasikan lapangan-lapangan yang sudah selesai kontrak dan diambil alih Pertamina,”kata dia.

Kurtubi menilai, kemampuan menahan laju decline alamiah yang dilakukan Pertamina, sekaligus mematahkan perkiraan berbagai kalangan. Karena selama ini banyak pihak menduga, dengan mengambil alih berbagai sumur tua,

Pertamina tidak bisa menahan laju decline, sehingga produksi terus merosot dan akhirnya tutup.

Untuk itu Kurtubi berharap, Pertamina bisa terus membuktikan bahwa mereka mempu menangani blok-blok yang selesai kontrak.

“Pertamina sudah pada jalan yang benar dan akan menguntungkan negara. Karena itu, semua blok yang sudah selesai kontraknya akan terus kembali ke Pertamina,” tandas Kurtubi.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Siapkan Tambahan Avtur di 12 Bandara Embarkasi Haji


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler