jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina (Persero) malah masih keberatan dengan pembangunan Rencana pembangunan pelabuhan di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.
Alasannya, karena dikhawatirkan mengancam operasional blok migas Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola anak perusahaan Pertamina.
Bahkan, tawaran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menggeser lokasi pembangunan sejauh 3 Kilometer (Km) dari lokasi awal pun Pertamina tetap menolak.
BACA JUGA: Marwan: Ini Keterlaluan
Kepala Hubungan Masyarakat PT Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan, pergeseran lokasi sejauh 3 km tidak akan berpengaruh. Menurutnya, risiko kapal-kapal pelabuhan bersinggungan dengan pipa-pipa gas Pertamina masih cukup besar. Terlebih ke depan, pertamina akan membangun sumur-sumur baru.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya telah mengusulkan pergeseran lebih jauh. Yakni sejauh 70 km dari titik semula. "Kami rekomendasikan untuk bergeser ke arah Balongan," ungkapnya saat dihubungi kemarin (29/3).
Wilayah Balongan sendiri berada 70 km dari rencana lokasi awal pembangunan. Balongan yang terletak di Indramayu, Jawa Barat, menurutnya akan pas lantaran clear dari area pipa-pipa pertamina dan lokasi potensi pengeboran sumur baru.
Meski demikian, diakuinya belum ada keputusan resmi dari pemerintah terkait penggeseran itu. Pihaknya masih akan terus berkoordinasi dan konsultasi dengan tim Kemenhub terkait rencana pembangunan pelabuhan yang dipercaya akan sangat meringankan biaya logistik di daerah Jawa Barat ini.
"Kami tentu sangat berharap bisa direlokasi agar operasi migas yang menyuplai pasokan energi ke DKI dan sebagian Jawa Barat dapat terus berlangsung," tuturnya. (mia/wir/end)
BACA JUGA: Bantah Pelabuhan Cimalaya Pesanan Jepang
BACA JUGA: Pengusaha Minta Pemerintah Hapuskan Bea Masuk Biji Kakao
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Tunjuk Andrinof Pimpin Tim Evaluasi Kontrak Karya Freeport
Redaktur : Tim Redaksi