Pertamina NRE Gandeng Keppel Infrastructure dan Chevron Garap Proyek Hidrogen & Amonia Hijau

Jumat, 11 November 2022 – 15:02 WIB
Penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) untuk mengeksplorasi proyek pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau tertentu dengan menggunakan energi terbarukan di Indonesia antara Pertamina NRE, Keppel Infrastructure dan Chevron disaksikan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam acara Business 20 (B20) Investment Forum yang diadakan menjelang B20 Summit di Bali. Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, BALI - Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE), Keppel Infrastructure melalui Keppel New Energy Pte Ltd, dan Chevron Corporation (NYSE: CVX) melalui Chevron New Energies International Pte Ltd telah menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk mengeksplorasi proyek pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau tertentu dengan menggunakan energi terbarukan yang lokasi utamanya berada di Sumatra, Indonesia.

Penandatanganan JSA diselenggarakan dalam acara Business 20 (B20) Investment Forum yang diadakan menjelang B20 Summit di Bali.

BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga Jamin Pasokan & Ketersediaan Energi Selama Agenda G20 Bali

B20 merupakan forum dialog resmi dari G20 yang mewakili komunitas bisnis global.

JSA tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro, Director Keppel New Energy Yong-Hwee CHUA dan Director Chevron New Energies Internationa Andrew S Mingst disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Ketua KADIN Arsjad Rasjid, Ketua B20 Shinta Kamdani dan Ketua B20 Energy, Sustainability and Climate Task Force, Nicke Widyawati.

BACA JUGA: Pertamina Siapkan Strategi Penyeimbang Ketahanan Iklim dengan Keamanan Energi

Joint Study Agreement tersebut bermaksud untuk menjajaki kelayakan pengembangan fasilitas hidrogen hijau, dengan kapasitas produksi minimal 40 ribu ton per tahun yang didukung oleh setidaknya 250 - 400 MW energi panas bumi pada tahap awal.

Fasilitas produksi hidrogen akan memiliki potensi untuk ditingkatkan hingga 80 ribu dan 160 ribu ton per tahun yang bergantung pada ketersediaan energi panas bumi serta permintaan pasar.

BACA JUGA: Pertamina Ingin Jadi Pemain Kelas Dunia Penghasil Listrik Berbasis Panas Bumi

JSA akan menggabungkan kekuatan yang saling melengkapi di antara Pertamina NRE sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia dan Keppel Infrastructure selaku penyedia solusi infrastruktur energi terkemuka yang berbasis di Singapura dengan rekam jejak kuat dalam mengembangkan dan mengoperasikan proyek infrastruktur energi dan lingkungan berskala besar, serta Chevron, perusahaan energi multinasional yang berkomitmen dalam menyediakan energi terjangkau, andal, dan bersih.

Menurut laporan International Energy Agency (IEA), Indonesia yang merupakan negara dengan kepadatan penduduk terbesar ke-empat di dunia memiliki rencana yang baik dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060 .

Hidrogen dan amonia telah diidentifikasi sebagai bahan bakar rendah karbon yang merupakan bagian penting dari perencanaan ini.

Amonia juga dapat digunakan untuk mengangkut hidrogen dan berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak perkapalan (bunker fuel) sebagai solusi rendah karbon dalam industri maritim global.

Indonesia yang memiliki sekitar 40 persen dari potensi sumber daya panas bumi dunia, memiliki peluang dalam pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi yang terpercaya dan stabil untuk menghasilkan amonia hijau atau hidrogen hijau.

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau memiliki peran penting dalam roadmap Net Zero Emissions Indonesia.

Melihat potensi tersebut, dia percaya Indonesia juga akan memainkan peran kunci dalam produksi hidrogen hijau di Asia.

"Kami sangat antusias dengan kolaborasi strategis ini karena kami percaya bahwa Keppel dan Chevron adalah perusahaan terkemuka yang memiliki visi yang sama dalam transisi energi seperti kami," ujar Dannif Danusaputro.

CEO Keppel Infrastructure Cindy Lim menilai Indonesia adalah negara dengan sumber daya besar yang memiliki potensi energi terbarukan dan rendah karbon yang sangat tinggi.

"Kami senang dapat bekerja sama dengan para pemimpin industri, Pertamina dan Chevron, untuk mengeksplorasi penggunaan perdana energi panas bumi dan energi terbarukan lainnya untuk mengembangkan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau, mendukung upaya transisi energi Indonesia, serta mendukung investasi dalam rantai pasokan energi terbarukan di wilayah ini," papar Cindy Lim.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan visi Keppel 2030, yang menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari strateginya.

"Kerja sama ini akan memperluas rekam jejak geografis Keppel Infrastructure dalam menciptakan dan menangkap nilai tambah dari komitmen global untuk mencapai net zero dan transisi energinya," ujarnya.

Austin Knight, wakil presiden Hydrogen Chevron New Energies mengatakan perusahaannya memiliki sejarah panjang beroperasi di Indonesia dan bekerja sama dengan Pertamina, serta memiliki hubungan kerja yang erat dengan Keppel Infrastructure.

"Kami berharap dapat memanfaatkan keahlian bersama ini untuk mempelajari dan mengevaluasi peluang bisnis rendah karbon di kawasan ini," kata Austin Knight.

Kekuatan Chevron selalu dalam hal memecahkan masalah energi yang besar dan kompleks, dan membangun masa depan rendah karbon menjadi peluang bisnis yang memotivasinya.

"Sebagai bentuk dari upaya ini, kami harus bekerja sama untuk mencari cara-cara baru yang inovatif agar dapat terus memproduksi dan mengantarkan energi yang semakin bersih untuk dunia yang terus berkembang,” ujar Austin Knight.

Keppel Corporation Limited, perusahaan induk dari Keppel Infrastructure, tidak mengharapkan perkembangan yang disebutkan di atas akan berdampak material pada earnings per share dan net tangible asset per share Keppel Corporation untuk tahun anggaran yang sedang berjalan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler