Pertamina Pasok Solar ke Freeport

Selasa, 02 Juli 2013 – 05:31 WIB
JAKARTA – Setelah bertahun-tahun melakukan negosiasi, PT Pertamina (Persero) akhirnya berhasil memasok solar khusus industri pertambangan (high speed diesel/HSD) ke PT Freeport Indonesia. Penandatanganan letter of intent (LoI) jual beli itu diteken oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto di Jakarta, Senin (1/7). "Ini merupakan pencapaian dan batu loncatan bagi Pertamina dan Freeport," kata Karen.

BUMN migas ini akan melakukan uji coba terlebih dahulu dalam beberapa bulan mendatang, sembari menunggu habisnya masa kontrak Freeport dengan pihak penyalurnya yang terdahulu. Uji coba pengiriman HSD akan dilakukan sekitar September 2013, sedangkan pengiriman secara formal akan dimulai dilaksanakan mulai awal 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, melalui LoI ini, Pertamina akan memenuhi kebutuhan HSD Freeport Indonesia sebanyak 21 ribu kiloliter (kl) per bulan. Kebutuhan HSD Freeport, perusahaan tambang emas terbesar yang beroperasi di Timika, Papua, tersebut sebesar 36 ribu kl per bulan.

"Merupakan kebanggaan bagi Pertamina dapat menjadi mitra penyedia bahan bakar PTFI yang merupakan momentum yang sangat baik juga bagi kedua perusahaan untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan di masa mendatang, khususnya dalam sinergi dengan BUMN," terangnya.

Dalam LoI tersebut, pasokan HSD Pertamina kepada Freeport akan dilakukan selama 1 tahun dengan opsi perpanjangan setiap tahun selama dua kali dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pada kinerja pasokan setiap tahunnya. Selain HSD, saat ini Freeport telah menggunakan produk Pertamina, yaitu avtur untuk kegiatan operasional perusahaan.

Rozik mengatakan, HSD akan digunakan untuk bahan bakar operasional di lokasi tambang tembaga di Kabupaten Mimika, Papua. Jual beli solar ini merupakan yang kali pertama setelah 40 tahun Freeport beroperasi di Indonesia. "Sudah ada 40 tahun niat untuk bisa bekerja sama dan akhirnya sekarang," imbuhnya.

Alasan pembelian solar dari Pertamina, sambung Rozik, seiring dengan tujuan Freeport untuk mendukung pembangunan nasional. "Freeport punya misi, bukan sekadar jadi perusahaan tambang, tapi juga bisa berperan untuk pembangunan. Tentunya masalah energi terpenting," tegasnya.

Negosiasi antara Freeport Indonesia dan Pertamina berlangsung selama sekitar setahun. Rozik mengaku, dalam negosiasi tiba-tiba tidak ada alasan bagi Freeport Indonesia untuk menolak pasokan dari Pertamina. (lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartu E-Ticketing Akan Diubah Jadi Putih Polos

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler