Pertamina Raih ISO Terintegrasi

Rabu, 04 Januari 2012 – 10:40 WIB
JAKARTA – PT Pertamina (Persero)  meraih sertifikat sistem manajemen terintegrasi ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 dari British Standard Institution Management System. Sertikifasi tersebut diraih Pertamina Aviation Region II yang mencakup Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat di dalamnya termasuk Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU) Bandara Internasional Soekarno Hatta.

“Sertifikasi yang diberikan kepada Aviation Region II  adalah merupakan milestone untuk menuju sertifikasi unit aviation secara keseluruhan. Sertifikasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk membantu mencapai tujuan itu sendiri,” kata Djaelani Sutomo, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina di Jakarta.

Seperti diketahui, ISO 9001:2008 adalah standarisasi untuk manajemen mutu, sementara ISO 14001: 2004 dan OHSAS 18001: 2007 adalah standarisasi untuk pengelolaan health, safety and environment dalam operasional unit bisnis. Salah satu standar dari ISO 9001:2008 adalah costumer focus.
 
Menurut Djaelani, tujuan Pertamina adalah operational excellence dan service excellence sasaran dalam unit bisnis Aviation guna mewujudkan visi menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global dan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia.

Diraihnya ISO 9001:2008 menunjukkan bahwa Pertamina mampu menjaga sistem manajemen mutu dan operasional dalam memenuhi ekspektasi pelanggan. “Hasil survey selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan bahwa terdapat lima poin penting ekspektasi utama pelanggan dalam unit bisnis aviation, yaitu safety,mutu produk, takaran produk, waktu layanan dan akurasi data dan informasi,” jelasnya.

Untuk memenuhi keandalan operasionalnya, Pertamina sebelumnya telah menetapkan sasaran yang harus dicapai dalam operasional bisnis aviasi, saran tersebut disebut sebagai target zero. Target zero melingkupi, target safety zero accident, target mutu produk zero off-spec, target takaran zero tolerance, target waktu zero delay dan target akurasi zero mistake.

Saat ini BUMN migas ini telah mengisi 1.400 pesawat perhari di lebih dari 50 bandar udara di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara, serta memiliki lebih dari 80 jaringan penjualan di seluruh dunia. Selain menguasai pangsa pasar domestik, unit bisnis aviasi Pertamina telah telah menembus pasar, Singapura, Hongkong, Kuala Lumpur, Bangkok, Dubai dan Jeddah.  “Pada 2011, Pertamina mencapai penjualan 3,38 juta kiloliter bahan bakar aviasi, penjualan ini mengalami peningkatan 6 persen dibanding penjualan tahun sebelumnya yaitu 3 juta kiloliter,” ujar Djaelani. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah 36 Perda di Sumut yang Dicoret Kemendagri

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler