Pertamina Rugi di Semester I 2020, Maman: Wajar, ini Kondisi Luar Biasa

Rabu, 26 Agustus 2020 – 15:44 WIB
Kantor Pusat Pertamina. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman menilai wajar jika Pertamina mengalami kerugian Rp11, 4 triliun pada semester pertama 2020.

Pasalnya, tak hanya perusahaan migas dalam negeri saja, namun sejumlah perusahaan migas milik asing juga mengalami nasib serupa.

BACA JUGA: Pertamina Investasikan USD 90 Miliar untuk Infrastruktur Hulu Migas dan Kilang

Mengutip Forbes Middle East, dia menyebutkan sejumlah perusahaan minyak asing, kecuali Saudi Aramco, memang mengalami kerugian signifikan selama semester I 2020 seperti Exxon Mobile, mengalami penurunan senilai Rp19,134 triliun, British Petroleum (BP) Rp98,011 triliun, Total Rp122,879 triliun, dan Shell Rp269,165 triliun.

"Wajar, ini kondisi luar biasa. Tidak hanya Pertamina yang terdampak, major global oil companies lain bahkan mengalami kerugian yang lebih besar lagi," kata Maman, Rabu (26/8).

BACA JUGA: Pertamina Merugi Ahok Kena Bully, Arief Beri Saran untuk Jokowi

Politisi Partai Golkar ini justru memberikan apresiasi kepada Pertamina yang tetap beroperasi dan melayani konsumen dalam negeri di tengah krisis akibat pandemi COVID-19.

Menurut dia, perusahaan migas BUMN ini telah berhasil menjalankan program-programnya, baik dari sektor hulu sampai dengan pendistribusian BBM dan LPG ke pelosok Tanah Air.

BACA JUGA: Respons Addie MS dan Kirana Larasati Soal Giring Ganesha Nyapres

"Pertamina telah berhasil menjalankan peran menggerakkan ekonomi secara keseluruhan dan tetap menjalankan proyek yang menyerap banyak tenaga kerja," tutur Maman.

Sebelumnya, hasil laporan keuangan Pertamina semester I 2020 Senin (24/8) mencatatkan rugi bersih sebesar 767,92 juta dolar AS atau sekitar Rp11,4 triliun (asumsi kurs Rp14.800/dolar).

Kerugian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu penurunan tajam permintaan BBM sepanjang pandemi, sehingga pendapatan anjlok 19,81 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari 24,54 miliar dolar AS pada semester I tahun lalu menjadi 20,48 miliar dolar AS.

Selain itu, juga pergerakan nilai tukar dolar yang cukup signifikan sehingga Pertamina mengalami kerugian kurs mencapai 211 juta dolar AS.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler