jpnn.com, JAKARTA - PT. Pertamina (Persero) menyatakan memasuki 2021 permintaan terhadap bahan bakar biosolar B30 telah merata.
Saat ini terdapat 5.518 SPBU di Indonesia sudah menyalurkan biosolar B30.
BACA JUGA: Sinergi Anak Usaha Pertamina Angkut Produksi Minyak Mentah Blok Cepu
Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis PT. Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan pihaknya terus meningkatkan keandalan suplai B30 dengan melakukan rekonfigurasi pola suplai biodiesel di 30 titik suplai.
Subholding Commercial & Trading Pertamina itu memanfaatkan seluruh TBBM di 114 lokasi untuk mencampur sekaligus menyalurkan BBM B30 di seluruh wilayah Indonesia.
BACA JUGA: Konsisten Jalankan Restrukturisasi, Operasional Pertamina Group Lebih Efisien & Terintegrasi
Berdasarkan data Pertamina, Mars menjelaskan realisasi penyerapan pada 2020 mencapai 89 persen yaitu 7,14 juta KL dari alokasi sebesar 8.02 juta KL.
Pada 2021, sesuai Kepmen ESDM 252/2020 Pertamina mendapatkan alokasi untuk menyerap biodiesel/FAME sebesar 7,81 juta KL, di mana hingga Mei 2021 serapan FAME telah mencapai 2,96 juta KL.
BACA JUGA: Pertamina Resmikan 27 Titik BBM Satu Harga
“Sejalan dengan kebijakan mandatory implementasi biodiesel di seluruh sektor, Pertamina telah menyalurkan biosolar subsidi sebesar 13,3 juta KL di 2020, sedangkan 2021 dari Januari hingga Mei, Pertamina telah menyalurkan 5,3 juta KL,” jelas Mars Ega.
Menjawab kebutuhan pasar domestik dan ekspor Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Fajriyah Usman menyampaikan Pertamina akan memperkuat fasilitas produksi melalui pengembangan Biorefinery dan pengembangan infrastruktur sektor hilir.
“Untuk menjangkau wilayah yang lebih luas, saat ini Pertamina sedang menuntaskan pembangunan infrastruktur BBM dengan fokus pembangunan Terminal BBM di Kawasan Timur Indonesia,” ujar Fajriyah
Fajriyah menambahkan untuk meningkatkan produksi biodiesel, Pertamina melalui Subholding Refinery and Petrochemical memiliki roadmap untuk pengembangan Green Fuel berupa HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) atau D100 berupa modifikasi dan pengembangan unit Grass Root untuk produksi Green Diesel D100 yang berlokasi di Kilang Dumai, Cilacap, dan Plaju.
“Sebagai salah satu upaya Pertamina untuk kedaulatan energi nasional, pengembangan-pengembangan BBM terus dijalankan diantaranya dengan terus mengembangkan produksi green gasoline dan green diesel di Cilacap. Pertamina akan terus mendaya gunakan segala sumber daya alam domestik guna mendukung kemandirian dan kedaulatan energi nasional,” ungkap Fajriyah. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia