jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) berkontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp 307,2 triliun sepanjang 2022, yang terdiri atas pajak, dividen, PNBP, Minyak Mentah dan/atau Kondensat Bagian Negara, dan signature bonus.
Jumlah setoran ke negara tersebut meningkat 83 persen dibandingkan 2021. Khusus setoran pajak, pada 2022 Pertamina juga membayarkan pajak Rp 219,06 triliun atau meningkat 88 persen dibandingkan 2021.
BACA JUGA: Layanan BBM Selama Idulfitri 2023 Dinilai Makin Meningkat
Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza menilai setoran tersebut membuktikan kontribusi Pertamina yang sangat signifikan terhadap penerimaan negara.
Bahkan, khusus setoran pajak Pertamina sebesar Rp 219,06 triliun, sudah melebihi 10% dari realisasi penerimaan perpajakan APBN 2022 yang mencapai Rp 2.034,5 triliun.
BACA JUGA: PascaLebaran, Pupuk Kaltim Pastikan Stok Pupuk Dalam Kondisi Aman
“Ini sangat luar biasa. Kita harus mengakui besarnya kontribusi Pertamina, baik terhadap penerimaan pajak maupun PNBP,” kata Faisol.
Setoran Pertamina tersebut diharapkan turut memacu BUMN lain untuk meningkatkan kinerja dan kontribusi kepada penerimaan negara.
BACA JUGA: Dukung Target Pemerintah NZE 2060, Ini Inisiatif Hijau Pertamina
Jika seluruh BUMN bersama-sama meningkatkan kinerja dan kontribusi kepada penerimaan negara, diharapkan semakin mengatrol realisasi penerimaan pajak APBN.
“Kita harus akui, dalam hal ini Pertamina adalah benchmark. BUMN lain bisa menjadikannya sebagai contoh,” lanjutnya.
Di sisi lain, Faisol menegaskan, kontribusi Pertamina juga membuktikan bahwa sebagian laba yang diraih BUMN, termasuk laba dari penjualan bahan bakar minyak (BBM), pada akhirnya akan disetor ke negara.
Hal inilah yang membedakan dengan SPBU lain di luar Pertamina, yang tidak memberikan kontribusi penerimaan pajak dan PNBP untuk negara.
“Ke mana laba mereka? Tentu dibawa pemiliknya ke luar negeri,” imbuh Faisol.
Setoran ke kas negara sebesar itu tak lepas dari kinerja Pertamina yang luar biasa.
Pada 2022, BUMN energi tersebut mencatat laba bersih terbesar di antara BUMN yang ada, yakni USD3,8 miliar atau Rp 56,6 triliun, yang meningkat tajam 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertamina juga berhasil meningkatkan kinerja operasional 2022 di semua subholding.
Produksi minyak dan gas mencapai 967 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau tumbuh 8 persen dari pencapaian 2021, produksi kilang mencapai 313,9 juta BBL atau tumbuh 6%, realisasi penjualan produk BBM dan Non-BBM mencapai 97,86 juta KL atau tumbuh 5%.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada