Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 3 Kg Hingga 15 Persen

Kamis, 16 Mei 2019 – 13:43 WIB
Penyaluran Elpiji 3 Kg. Foto dok humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan elpiji selama Ramadan sampai Idulfitri tetap aman.

’’Kami pastikan elpiji tiga kilogram tersedia dengan cukup sesuai dengan kebutuhan masyarakat,’’ ujar Direktur Pemasaran Ritel PT Pertamina (Persero) Mas’ud Khamid, Rabu (15/5).

BACA JUGA: Traveloka Siapkan Layanan Menarik Selama Lebaran

Pada periode 6–13 Mei 2019, konsumsi harian elpiji melon menjadi 23.338 metrik ton (MT) dari sekitar 21.269 MT.

BACA JUGA: Seminggu Pertama Ramadan, Konsumsi elpiji 3 Kg Naik 10 Persen

BACA JUGA: Pengiriman Barang dari Surabaya ke Banjarmasin Meningkat

Mulai Ramadan hingga Idulfitri nanti, Pertamina menyiapkan pasokan tambahan sekitar 15 persen.

Selain itu, Pertamina menyiapkan 33 ribu pangkalan siaga di seluruh Indonesia. Ada juga sekitar 539 stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE).

BACA JUGA: Seminggu Pertama Ramadan, Konsumsi elpiji 3 Kg Naik 10 Persen

Mas’ud menambahkan, pihaknya telah memetakan kebutuhan agen dan pangkalan di tiap-tiap daerah.

Dengan begitu, penyalurannya lebih tepat sasaran. Sebab, elpiji melon adalah produk yang disubsidi pemerintah.

Kemarin dia mengimbau masyarakat yang mampu agar tidak menggunakan elpiji melon.

Mereka didorong menggunakan elpiji 3 kilogram berwarna pink fuschia yang dikenal sebagai bright gas.

Bright gas untuk masyarakat mampu, menurut Mas'ud, sudah semakin mudah diperoleh.

’’Nanti juga ada petugas yang bisa memasangkan sekalian,’’ katanya.

Uji coba tahap pertama bright gas 3 kilogram di Surabaya dan Jakarta tahun lalu sukses. Kini Pertamina melanjutkannya dengan uji coba tahap kedua.

Sasaran uji coba tahap pertama adalah masyarakat yang tinggal di apartemen dan hunian vertikal. Kini targetnya bergeser ke perkampungan dan perumahan.

Mas’ud mengatakan bahwa respons masyarakat tidak sebagus pada uji coba tahap pertama.

 ’’Begitu masyarakatnya mix (pada uji coba tahap dua, Red) kami kesulitan. Banyak yang lebih memilih (elpiji) subsidi,’’ terangnya.

Perbedaan harga menjadi alasan utama keengganan penduduk kampung dan perumahan untuk menggunakan elpiji nonsubsidi.

Selisihnya hampir dua kali lipat. Saat ini harga elpiji 3 kilogram yang bersubsidi Rp 19 ribu hingga Rp 22 ribu. Sementara itu, harga bright gas 3 kilogram sekitar Rp 39 ribu.

Direktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah akan menambah 5.662 paket elpiji di kawasan Indonesia Tengah. Targetnya, program tersebut rampung pada 2020.

’’Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, Ende, Flores, Lembata, dan Nagekeo. Itu yang menjadi prioritas penambahan,’’ terangnya. (vir/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warning KPK: Pejabat Terima Parsel Bisa Dipidana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler