Pertamina Tembus Daftar 500 Perusahaan Terbesar

Sabtu, 13 Juli 2013 – 01:14 WIB
JAKARTA--Upaya PT Pertamina untuk menjadi salah satu perusahaan berskala global akhirnya mendapatkan apresiasi. BUMN Migas tersebut ditasbihkan menjadi salah satu dari 500 perusahaan terbesar dalam daftar Fortune Global 500. Dengan prestasi tersebut, Pertamina menjadi perusahaan pertama dari Indonesia yang berhasil masuk ke daftar bergengsi yang dirilis tiap tahun oleh majalah Fortune.

Dalam daftar tersebut, Fortune juga menetapkan perusahaan migas lain yakni Royal Dutch Shell. Perusahaan tersebut bisa mempertahankan posisi puncak dalam daftar dengan pendapatan USD 481 miliar dan laba USD 26,6 miliar. Meski begitu, laba terbesar justru dicetak oleh raksasa migas lain, Exxon Mobil. Perusahaan yang peringkatnya digeser jaringan ritel Wall Mart Stores itu mencetak laba senilai USD 44,9 miliar.

Pertamina sendiri menempati ranking 122. Posisi tersebut diraih dengan pencapaian pendapatan 2012 senilai USD 70,9 miliar atau 5,4 persen lebih tinggi dari 2011. Sedangkan, laba pertamina naik 11,4 persen menjadi USD 2,8 miliar. Meski belum masuk ke daftar 100 besar, capaian tersebut cukup membanggakan. Pasalnya, belum ada perusahaan dari Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut sebelumnya.

Untuk wilayah ASEAN, Pertamina berada di urutan ketiga. Kedua perusahaan yang mengalahkan Pertamina adalah datang dari latar belakang yang sama : BUMN Migas. Di posisi kedua, ada PTT PLC Thailand yang meraih posisi 81. Sedangkan, posisi tertinggi dari perusahaan asal Asia Tenggara diraih oleh Pertonas dari Malaysia yang berada di rangking 75.

Menyambut penghargaan tersebut, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan menyatakan, pihaknya benar-benar bangga dengan prestasi tersebut. Pasalnya, prestasi tersebut mengangkat nama negara di dunia Internasional. "Ini kebanggaan kami, kebanggaan Indonesia. Kami baru pertama kali masuk Fortune 500. Jadi, harus disyukuri," ungkapnya di Jakarta.

Tapi Karen tak mau cepat puas dengan prestasi tersebut. Dia mengatakan, pihaknya bakal terus menggenjot kinerja untuk menembus peringkat 100 besar. "Mempertahankan prestasi justru lebih sulit. Tetapi tantangan kami adalah menduduki peringkat lebih baik lagi atau masuk 100 besar," ujarnya.

Mengacu ke daftar, perusahaan yang berada di peringkat 100 tahun ini adalah China Railway Construction. BUMN dari Tiongkok itu menduduki peringkat 100 dengan pendapatan pendapatan USD 77,2 miliar dan laba sebesar USD 0,8 miliar.

Apa strategi Pertamina masuk ke grup 100 besar ? Karen mengaku sudah mempunyai rencana untuk mencapai target tersebut. Menurutnya, perusahaannya bisa masuk dalam peringkat 100 besar jika berhasil mencetak pendapatan sebesar USD 200 miliar dan pendapatan EBITDA senilai USD 40 miliar. Untuk mencapai target tersebut, produksi migas Pertamina harus mencapai 2,2 juta barel setara minyak." "Untuk mencapai hal tersebut, kami harus ekspansif. Proyek harus memproleh yield (hasil) lebih cepat," tambahnya.

Sayangnya, rencana tersebut tak tercermin dalam kinerja keungan Pertamina. Untuk periode Januari-Mei, BUMN tersebut mencetak USD 28,79 miliar dengan laba USD 2,09 miliar. Angka itu turun dari periode yang sama tahun lalu yakni pendapatan USD 29,73 miliar dan laba USD 2,4 miliar. Penurunan tersebut dipicu oleh pelemahan mata uang rupiah dan lebih rendahnya harga minyak mentah Indonesia dibanding tahun lalu.

Namun, performa keuangan terakhir itu tak membuat Karen pesimistis. "Kami sudah mengakuisisi banyak blok tahun ini. Hal tersebut mungkin bisa menambah produksi kami sebesar 20 ribu barel per hari," terangnya. (bil/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Ragu Ada Investor Yang Mau Beli Merpati

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler