jpnn.com, JEMBER - Pertandingan sepak bola Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII Jawa Timur antara tim Kabupaten Jember melawan kesebelasan Kota Malang di Stadion Notohadinegoro, Kabupaten Jember, diwarnai kericuhan antarpemain, Jumat.
Pertandingan itu merupakan laga perdana Grup C.
BACA JUGA: Liga Champions: Ronaldo dan Matuidi Nyaris Adu Jotos, Lihat!
Perkelahian terjadi pada menit 42 yang bermula adu mulut dan saling dorong, namun mendadak dari arah utara salah satu pemain berlari dan meloncat sambil melayangkan pukulan ke arah kerumunan tim Jember sehingga terjadi aksi balasan.
Kericuhan tersebut menyebabkan wasit Bangil Syah Putra dari Kota Batu mengeluarkan tiga kartu merah, yakni dua kartu merah untuk pemain dari Kabupaten Jember Danang Suprayitno dan Indra Lesmana, sedangkan dari Kota Malang, yakni Ega Sumitro.
BACA JUGA: Khilafatul Muslimin Tumbuh Subur, MUI: Berarti Ada Aktor di Belakang
Perkelahian antarpemain tersebut membuat Bupati Jember Hendy Siswanto berdiri dari tempat duduknya di tribun kehormatan sambil mengangkat tangan untuk mencoba ikut menenangkan para pemain.
Bahkan, ofisial dua tim juga masuk ke tengah lapangan untuk melerai pemain yang bertengkar.
BACA JUGA: Gegara Fan Saling Ejek, Pertandingan Sepak Bola Tarkam Ricuh
"Pertandingan tadi sangat bagus dan sangat memuaskan, meskipun kami harus kehilangan dua pemain akibat terkena kartu merah," kata pelatih tim kesebelasan Jember M. Rofiq.
Menurut dia pihaknya akan memaksimalkan para pemain yang ada dalam pertandingan selanjutnya, meskipun dua pemainnya tidak bisa bertanding.
Pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1 untuk kedua tim. Gol dicetak oleh pemain Kabupaten Jember Indra Lesmana Suteja pada menit 37, sedangkan gol pemain Kota Malang dicetak oleh Alan Nuril pada masa tambahan waktu.
Sementara pelatih tim kesebelasan Kota Malang Edi Sudiarto mengatakan hasil imbang ini sudah luar biasa karena pihaknya harus menyesuaikan lapangan dan pemain Jember yang juga luar biasa.
"Meski ketinggalan sampai masa injury time, akhirnya kami bisa menyamakan kedudukan dan itu sangat luar biasa. Pemain-pemain Kabupaten Jember juga luar biasa. Meski mereka kehilangan dua pemain, kami satu, pertandingan masih berjalan luar biasa," katanya.
Saat ditanya tentang kericuhan yang terjadi, dia mengatakan pemain masih muda-muda, yakni kelahiran 2000, 2001, 2002, sehingga emosinya kurang terkendali dan apalagi pertandingan perdana.
"Melihat pemain-pemain muda itu wajarlah jika ada benturan karena dalam sepak bola tidak mungkin jika tidak ada benturan," ujarnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti