jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eriko Sutarduga memberikan nasihat kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Nasihat ini diberikan pasca-Ketua Umum PSI Grace Natalia di Medan, Sumatera Utara, menyerang sikap partai yang berlabel nasionalis di Indonesia.
Eriko mengingatkan bahwa proses demokrasi di partai tidak bisa dilakukan secara instan melainkan dalam waktu yang panjang. Menurut dia, sebuah partai tidak bisa dalam sekejap langsung mendapatkan kepercayaan masyarakat.
BACA JUGA: PSI dan NasDem Paling Konsisten Mengawal Pemberantasan Korupsi
Dia mencontohkan, pada Pemilu 1999 lalu PDIP dizalimi namun bisa mendapatkan suara terbesar yakni 99 persen. Pada Pemilu 2004 dan 2009 perolehan suara turun, namun 2019 semakin mengalami kenaikan di angka 19 persen. Sekarang atau Pemilu 2019 berdasar survei, PDIP meraih angka 26,5 persen.
Eriko mengatakan, bagaimana bisa dikatakan lebih benar ketika belum masuk di tempat melakukan kegiatan berpolitik sesungguhnya yakni di legislatif dan pemerintahan. Karena itu, orang dekat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, itu memberikan nasihat kepada PSI.
BACA JUGA: Rakyat Mudah Lupa, Jokowi Tak Takut Mengobral Janji
"Ini mungkin saran kami kepada adik-adik, rekan-rekan di PSI, yang mungkin mereka jauh lebih muda. Artinya perlu (proses) panjang. Ibarat satu jari menunjuk ke depan, ada tiga jari yang menunjuk ke diri sendiri. Nah, apakah dengan menunjuk ke sana, tidak berkaca diri,” kata Eriko di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/3).
Eriko pun mempertanyakan apakah organisasi di partai sudah dijalankan dengan benar. Kemudian, apa yang sudah diperbuat selama ini. “Itu baru jadi bagian kecil yang dilakukan. Masyarakatlah yang berhak menilainya. Dari mana menilainya, ya nanti hasil pemilu,” ungkap Eriko.
BACA JUGA: Eriko Anggap PSI Ingin Ambil Momen di Tikungan
BACA JUGA: Eriko Anggap PSI Ingin Ambil Momen di Tikungan
Dia menjelaskan berdasar hasil survei sampai akhir Februari, elektabilitas PDIP dan partai lainnya cukup tinggi. Hanya saja, kata Eriko, elektabilitas partai baru tidak tinggi, bahkan rendah sekali. “Nah, apakah itu jadi kesimpulan terakhir, tentu tidak, tetapi masyarakat juga punya penilaian sendiri,” katanya.
Eriko mengingatkan, apakah dengan menyerang pihak lain partai akan mendapatkan efek positif. Sebab, ujar dia, masyarakat Indonesia sangat tidak senang dengan yang menjelekkan pihak lain dan menunjukkan seolah-olah yang menyerang itu sudah berbuat.
“Jadi, berbuat ini harus sungguh-sungguh. Kami di PDIP diajarkan ketua umum, dan Pancasila, harus berbuat,” ujarnya.
BACA JUGA: PSI Butuh Perhatian
Eriko mencontohkan, salah satu yang harus diperbuat dalam konteks Pilpres 2019 ini adalah bagaimana memenangkan pasangan Jokowi – KH Ma’ruf Amin. Paling simpel, kata Eriko, adalah memasang spanduk Jokowi – Kiai Ma’ruf.
“Paling simpel di spanduk saya harus ada foto Pak Jokowi - Kiai Ma'ruf. Coba ditanyakan, apa mereka seperti itu, karena kalau di kami itu harus. Saya ingatkan lagi di sini dengan segala kerendahan hati,” ungkap juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi – Kiai Ma’ruf, itu.
Lebih jauh dia menjelaskan bahwa Jokowi itu adalah kader PDI Perjuangan. Artinya, lanjut Eriko, PDI Perjuangan itu sudah memberikan kader terbaiknya kepada bangsa ini. Selain Jokowi, lanjut dia, ada pula kader terbaik lainnya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Beban Jelang Debat, Kiai Maruf Perkuat Dukungan di Banten
Redaktur & Reporter : Boy