Pertanyakan Panpel Lokal Sidoarjo

Jumat, 30 Juli 2010 – 09:46 WIB
SIDOARJO- Kinerja Panpel lokal Piala Indonesia di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, pantas dipertanyakanHal itu mengacu pada beberapa kekurangan yang terjadi dalam dua laga semifinal yang dihelat di stadion tersebut

BACA JUGA: Arema Dipastikan Tanpa Njanka

Salah satu yang mencolok adalah kondisi jaring gawang yang rongganya kebesaran
Alhasil, ada kejadian bola menembus jaring gawang.
   
Yang pertama terjadi ketika pemain Sriwijaya FC Pavel Solomin melakukan tendangan penalti saat melawan Persipura Jayapura (27/7)

BACA JUGA: Mark Hughes Arsiteki The Cottagers,

Bola tendangan pemain Uzbekistan itu menaklukkan kiper Jendry Pitoy dan bablas menembus jaring
Penonton yang menyaksikan lewat televisi pun tidak tahu apakah itu gol atau tidak

BACA JUGA: Baru ada Empat Pemain Naturalisasi


   
Kejadian yang sama terjadi saat Arema Indonesia melawan Persik Kediri (28/7)Ketika pemain Arema MRidhuan mencetak gol, bola pun "menjebol" jaring dan keluar lapanganSekali lagi, pemirsa televisi "tertipu"Penonton dari layar kaca baru tahu itu gol ketika para pemain Arema melakukan selebrasi.
    
Kejadian ini sempat mengundang perhatian wasit Oki Dwi Putra dan dua asistennyaMereka memeriksa kondisi jaring di belakang gawang PersikNamun, tidak ada langkah apa-apaPertandingan pun dilanjutkan.
   
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPTD Stadion Gelora Delta Suyanto punya alasan"Jaring gawang baru terpasang Senin lalu (26/7)Mungkin karena masih baru dan licin, maka gawang jebolSelain itu, rajutan talinya terlalu besar," ungkap pria yang juga angggota panpel lokal itu.
   
Selain jaring gawang, kondisi lapangan Gelora Delta juga dikeluhkan kontestan semifinalTerutama terkait dengan kondisi tanah yang keras sehingga mengganggu laju bolaNamun, panpel lokal emoh disalahkan.
    
"Saya heranWalau dikritik, tapi tahun ini Stadion Gelora Delta dipercaya dua kali menghelat acara besarPertama babak delapan besar Divisi Utama, lalu semifinal Piala Indonesia," kata ketua panpel lokal Joko Tetuko
    
Menurutnya, keluhan terkait dengan kondisi lapangan adalah hal yang tidak mendasarApalagi, penunjukkan Stadion Gelora Delta sebenarnya sudah melalui proses oleh PT Liga Indonesia"Kalau memang dinyatakan tidak layak, kenapa semifinal dilakukan di Sidoarjo" Kok sepertinya PT LI terlalu memaksakan," beber Joko.
    
Terlepas dari hal itu, Joko bangga karena dua laga semifinal berjalan amanKemungkinan rusuh yang membayangi laga antara Arema melawan Persik juga tidak terbuktiKarena itu, dia menyayangkan keputusan PT LI yang memindahkan venue final ke Solo"Kalau sabar dan dilobi lebih baik, kami yakin bisa mengusahakan final tetap di Sidoarjo," katanya(dra/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Final Diboyong ke Manahan Solo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler