Pertarungan Gus Irawan Vs RE Nainggolan

AY Nasution Tak Masuk Perhitungan

Jumat, 02 Maret 2012 – 08:17 WIB

JAKARTA - Pemilukada untuk memilih gubernur dan wakil gubernur Sumut pada 2013 diprediksi bakal menjadi ajang pertarungan tiga kandidat, yakni Gus Irawan, RE Nainggolan, dan Gatot Pujo Nugroho.  Untuk kandidat lain, seperti AY Nasution, tidak masuk dalam perhitungan dalam rivalitas itu.

Demikian disampaikan pemerhati politik lokal, DR Umar Syadat Hasibuan kepada JPNN di Jakarta, kemarin (1/3). Pria asal Labuhanbatu yang cukup dekat dengan pusat kekuasaan di Jakarta ini menilai, dari ketiga kandidat kuat itu, pertarungan nantinya mengerucut pada Gus Irawan lawan RE Nainggolan.

Umar berkeyakinan, Gus Irawan bakal diusung Partai Golkar.  Ini lantaran Gus sudah punya kedekatan dengan Golkar, antara lain karena abangnya, Bomer Pasaribu, merupakan politisi senior Golkar.  "Posisi Gus Irawan juga diuntungkan dengan kondisi saat ini dimana tokoh Golkar Sumut tidak ada yang menonjol," ujar Umar Hasibuan.

Dia juga yakin, RE Nainggolan bakal ikut maju sebagai cagub. Peluang RE Nainggolan juga sama besar dengan Gus. Alasannya, mantan sekdaprov Sumut ini merupakan satu-satunya tokoh yang saat ini bisa mewakili masyarakat Tapanuli bagian utara.

RE Nainggolan, kata Umar, bisa saja nanti diusung oleh Partai Demokrat. "Karena saya tahu Pak RE Nainggolan itu punya kedekatan khusus dengan Pak TB Silalahi, yang saat ini ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat yang juga sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat," ujar Umar, yang juga merupakan aktivis muda yang dekat dengan jajaran petinggi Demokrat.

Bahkan, lanjutnya, PDI Perjuangan sangat berpeluang ikut mengusung RE Nainggolan. "Karena sampai saat ini PDIP juga terlihat belum punya calon. Nyaris hanya PKS yang sudah jelas calonnya, yakni Gatot," imbuhnya. Sumber koran ini menyebut, "tim sukses" RE Nainggolan sudah bergerak.

Bagaimana dengan AY Nasution? Umar dengan enteng menjawab," tidak punya peluang".

Sementara, kemarin Mabes TNI mengeluarkan siaran pers mengenai langkah Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengeluarkan Surat Telegram (ST) Nomor : ST /175/2012 tanggal 17 Februari 2012 yang berisi instruksi agar anggota TNI menjaga netralitas.

Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl Minulyo Suprapto menjelaskan, surat perintah itu dikeluarkan sebagai sikap TNI yang menjunjung tinggi netralitas dalam Pemilu dan Pemilukada serta mengantisipasi gejolak sosial yang mungkin timbul di wilayahnya.

Surat juga memerintahkan kepada setiap pimpinan atau komandan atau atasan berkewajiban untuk memberikan pemahaman tentang netralitas TNI dengan mempedomani buku netralitas TNI tahun 2008 kepada anggota atau bawahannya dan bertanggung jawab atas pelaksanaannya di lapangan.

Pengamat politik yang juga Koordinator Komite untuk Pemilih Indonesia (TepI), Jeirry Sumampouw, menduga, keluarnya surat perintah dari Panglima TNI itu terkait dengan langkah-langkah Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution yang sudah bergerak mempersiapkan diri maju sebagai calon gubernur Sumut.

Menurut Jeiry, surat itu pula yang membuat AY Nasution berubah sikap. Seperti diberitakan,  usai mengikuti acara temu ramah dengan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap dan berbagai elemen lainnya di Wisma Benteng, Jalan Kapten Maulana Lubis, Rabu (29/2), AY menyatakan tidak pernah punya niat maju sebagai calon gubernur Sumut.

"Saya tidak pernah berkomitmen di Pilgubsu 2013. Saya tidak pernah. Saya tidak pernah berkomitmen untuk maju di Pilgubsu 2013," kata pria kelahiran Medan, 26 Maret 1954 itu.

Padahal,  belum lama sebelumnya, AY Nasution, begitu semangat menyatakan akan maju sebagai salah satu calon pada Pilgubsu. "Saya siap maju, siap memenuhi panggilan mengabdi di Sumut," ujar AY Nasution saat menerima award sebagai "Tokoh Militer Peduli Pers"n dan "Tokoh Low Profile di Hotel Grand Antares, Rabu (22/2) lalu.

Jeirry menduga, langkah-langkah AY Nasution yang mulai ancang-ancang maju sebagai cagub, belum seijin atasannya, dalam hal ini Panglima TNI. Terlebih, kata pria asal Manado itu, TNI merupakan institusi yang sangat ketat menjaga netralitas.

Meski demikian, Jeirry tetap yakin, pada akhirnya nanti AY Nasution tetap akan maju, terlepas apakah nantinya punya partai pengusung atau tidak. Pasalnya, saat pemilukada nanti, AY Nasution sudah tidak lagi menjadi jenderal aktif, alias sudah pensiun.

Apa yang disampaikan AY Nasution bahwa dirinya tidak pernah punya komitmen maju di pilgubsu, hanyalah bahasa diplomatis. "Karena saat ini masih terikat dengan aturan internal TNI.  Saya menduga belum ada perintah maju sebagai calon, tapi dia sudah maju. Tapi nanti kalau sudah tidak aktif, dia pasti lebih terbuka lagi," urai Jeirry.

"Ulang tahun Kostrad dengan menggelar terjun payung di beberapa titik di Sumut itu saya kira tak lazim," imbuh Jeirry, memberikan alasan mengapa dirinya yakin AY Nasution nantinya tetap akan maju.

Seperti diketahui, AY Nasution tidak lama lagi akan melakukan serah terima jabatan sebagai Pangkostrad, kepada penggantinya, Mayjen TNI Muhamad Munir, yang saat ini sebagai Pangdam III/Siliwangi.

AY Nasution selanjutnya akan menjadi pati Mabes TNI AD. Mutasi AY Nasution ini berdasar Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/96/ II/2012 tanggal 20 Februari 2012 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BK Tunggu Laporan BPKP Terkait Ruang Banggar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler