jpnn.com, JAKARTA - LaNyalla Mattalitti dan Andika Perkasa bertemu di Madiun Jawa Timur, saat puncak peringatan seratus tahun Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Jumat (2/9). Keduanya nampak akrab dan saling berbincang di sela acara.
Pertemuan LaNyalla Mattalitti dan Andika Perkasa mengundang perhatian publik, hal ini karena keduanya sejak lama diperbincangkan sebagai capres 2024.
BACA JUGA: Hotman Paris Pamer Cicin Berlian di Tangannya, Jenderal Andika: Waduh
Menurut Direktur Eksekutif Trust Indonesia Azhari Ardinal bahwa baik LaNyalla Mattalitti maupun Andika Perkasa telah dideklarasikan sebagai capres oleh relawan di berbagai provinsi.
Deklarasi yang masif tersebut menandakan bahwa keduanya punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
BACA JUGA: Perintah Jenderal Andika Tegas, Tim Hukum Bergerak, Terduga Penembak Kucing Teridentifikasi
"Secara segmentasi, relawan LaNyalla dan Andika berasal dari berbagai segmen seperti buruh, nelayan, seniman, emak-emak, kalangan milenial dan lain-lain. Segmentasi relawan yang beragam dari LaNyalla dan Andika menunjukkan keduanya memiliki basis pemilih yang luas di tengah masyarakat," katanya kepada wartawan, Sabtu (3/9).
Azhari mengatakan duet LaNyalla-Andika merupakan perpaduan ideal, LaNyalla berasal dari kalangan sipil sementara Andika berasal dari kalangan militer, pasangan sipil militer akan saling melengkapi dalam memimpin Indonesia.
BACA JUGA: Kasus Mutilasi Warga Papua Sadis, Bagaimana Andika, Dudung, dan Prabowo Membina Prajurit TNI?
LaNyalla selaku tokoh sipil, selain memimpin lembaga negara DPD RI, juga memiliki hubungan emosional yang kuat dengan kelompok Islam.
LaNyalla memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Islam, terbaru dia didaulat sebagai keynote speaker dalam Kongres Umat Islam yang diselenggarakan di Medan.
Sementara itu Andika merupakan tokoh militer yang saat ini memegang jabatan tertinggi di militer yakni Panglima TNI, ini merupakan bukti bahwa ia bukan figur biasa di di dunia militer, kompetensi sebagai pemimpin militer telah teruji, ini merupakan modal yang baik untuk memimpin Indonesia.
Bila berkaca pada sejarah, perpaduan sipil militer atau militer sipil telah terbukti memimpin Indonesia, hal itu tercermin di masa kepemimpina SBY periode pertama dan kedua.
Dari sudut pandang geopolitik, LaNyalla dan Andika merupakan representasi dari dua pemilih terbesar di Indonesia, Jawa Timur dan Jawa Barat. LaNyalla memiliki basis pemilih di Jawa Timur sedangkan Andika memiliki basis pemilih di Jawa Barat.
Sejak dimulainya pilpres dengan sistem pemilihan langsung, Jawa Timur dan Jawa Barat selalu menjadi lumbung suara yang sangat berpengaruh pada hasil akhir pilpres.
Jika LaNyalla dan Andika mampu menggabungkan basis pemilih masing-masing maka akan berpeluang besar memenangkan pilpres.
"Jika berbicara partai pengusung, LaNyalla-Andika berpotensi diusung Nasdem dan PKS. Andika merupakan salah satu calon yang diusung Nasdem, artinya Andika memiliki modal parpol pengusung," ungkapnya.
"Pada saat yang sama PKS hingga saat ini belum memiliki kandidat capres, LaNyalla berpotensi menjadi pilihan yang tepat, sebagai tokoh yang dekat dengan kelompok Islam maka LaNyalla berpeluang diusung PKS yang juga merupakan partai berbasis Islam. Koalisi PKS-Nasdem masih butuh 1 parpol koalisi untuk memenuhi syarat mengusung pasangan," sambungnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif