Pertikaian Mahasiswa Berujung Penyerangan, Penganiayaan Hingga Pembakaran

Senin, 29 November 2021 – 12:57 WIB
Suasana pertemuan dengan para tokoh asal Bone dan Luwu Raya beserta Forkopimda Makassar untuk mendamaikan pertikaian menyusul penyerangan OTK di dua Asrama IPMIL Luwu dan KEPMI Bone di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/11/2021). ANTARA/Foto Dokumentasi.

jpnn.com, MAKASSAR - Pertikaian antara mahasiswa asal Bone dan Luwu Raya di Makassar, Sulawesi Selatan meresahkan masyarakat.

Pasalnya, pertikaian justru menjurus pada perbuatan kriminal, mulai dari aksi penyerangan disertai pembakaran, hingga penganiayaan yang dilakukan di asrama masing-masing pada Minggu (28/11) lalu.

BACA JUGA: Demo Mahasiswa Hari Ini: Bentrok Pecah di Makassar, Batu Melayang di Bandung

Polisi kini mengejar pelaku serta otak dari pertikaian tersebut.

"Segera menindak tegas oknum pelaku saat kejadian kemarin malam maupun yang sebelumnya (di kampus UIN Alauddin Samata)," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol. Witnu Urip Laksana di Makassar, Senin (29/11).

BACA JUGA: Kasus COVID-19 Bertambah Ratusan Jiwa, Terbanyak di DKI Jakarta

Kombes Witnu memerintahkan tim berpatroli guna mengantisipasi kejadian tersebut tidak berulang, termasuk mengungkap dan menangkap otak di balik penyerangan asrama.

Kapolrestabes juga menyampaikan turut prihatin dan menyesalkan kejadian saling serang antara oknum mahasiswa yang mengatasnamakan dari Palopo (Luwu) dan Bone, sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Kabar Baik dari Pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia

"Kami mengimbau kepada mahasiswa yang merasa ketakutan, agar tetap tetap tenang. Jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu tidak benar."

"Saya minta kepada para tokoh dari kedua belah pihak, hentikan pertikaian ini. Apabila masih terjadi, saya akan mengambil tindakan tegas dan terukur," ucapnya Witnu.

Penegasan itu disampaikan menyusul kejadian penyerangan orang tak dikenal pada Minggu (28/11) dini hari ke Asrama Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) Palopo, di Jalan Sungai Limboto.

Aksi penyerangan diduga buntut dari kejadian penganiayaan seorang mahasiswa Bone di kampus UIN Alauddin Samata Gowa.

Imbasnya, seorang mahasiswa taruna pelayaran yang tidak bersalah saat itu berada di dalam asrama mengalami luka berat, pergelangan tangan kirinya terputus terkena sabetan parang.

Selang beberapa jam kemudian, Asrama Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (KEPMI) Bone di Jalan Gunung Salahutu Makassar, pun menjadi sasaran OTK.

Pelaku melempari asrama itu dengan batu disertai bom molotov hingga membakar ruangan.

Beruntung tidak ada korban saat kejadian tersebut sekitar Minggu (28/11) subuh.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto pada pertemuan dengan tokoh dari Luwu dan Bone beserta unsur Forkopimda memerintahkan semua camat, lurah segera mengantisipasi eskalasi perkelahian antarkedua kelompok.

Semua asrama dan tempat kos mereka dijaga ketat dan dipantau 24 jam.

"Camat, lurah terus menjaring informasi serta tetap melaporkan perkembangan ke Kesbangpol dan pihak kepolisian."

"Diharapkan camat, lurah berperan menenangkan kelompok yang bertikai. Dan tidak provokatif apalagi menyebarkan berita hoaks," papar Danny Pomanto.

Sebelumnya, sejumlah tokoh asal Luwu, Palopo dan Bone beserta pihak TNI-Polri termasuk Wali Kota Makassar menggelar pertemuan untuk mencari solusi atas pertikaian kedua mahasiswa agar tidak meluas dan berlarut-larut.

Aparat Kepolisian bersama TNI pun memastikan kondisi Makassar sangat kondusif.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler