BANJAR – Laporan hasil tes darah yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Banjar dan LSM Matahati memastikan satu orang positif terinfeksi HIV/AIDS dan empat orang terinfeksi penyakit kelamin sipilis alias raja singa.
"Hasilnya sudah keluar. Satu orang terinfeksi HIV/AIDS dan empat terkena sipilis. Tetapi untuk identitasnya sengaja kami rahasiakan untuk menjaga privasi penderita," ungkap Rudi Ilham, pengelola Program KPA Kota Banjar saat ditemui Radar di Aula Pertemuan Komplek Pamongkoran, Kamis (25/4).
Berdasarkan catatan KPA, Rudi menyatakan, penderita HIV/AIDS di Kota Banjar telah bertambah, sekarang ini sudah genap menjadi 50 orang. Menurutnya hal ini sudah mengkhawatirkan mengingat jumlah penduduk Kota Banjar masih sedikit. (Hasil sensus penduduk 2010 di Kota Banjar adalah sebanyak 175.157 orang yang dimuat situs kpud-banjarkota.go.id, red). Sehingga kalau dibagi empat kecamatan, penderitanya tersebar lebih dari 12 orang per kecamatan.
“Kota Banjar sudah sangat mengkhawatirkan karena merupakan penyumbang penderita HIV ke provinsi, yang kini peringkat ke-3 terbanyak se-Indonesia,” ungkapnya.
Dia pun memprediksi, penderita HIV/AIDS bisa bertambah kalau masyarakat sadar atau mau melakukan tes darah kepada pihak medis untuk mamastikan apakah mereka terjangkit atau tidak. Sementara di Kota Banjar, kata dia, banyak sekali wanita penjaja seks (WPS) yang berasal dari daerah lain dan mereka harus diperiksa. “Ada yang masih usia remaja sudah terjangkit karena dia sebelumnya pernah menjadi WPS,” terang Rudi.
Dia pun meminta semua pihak ikut berpartisipasi menanggulangi penyakit menular berbahaya yang belum ada obatnya ini. Terutama, lanjut Rudi, kepada OPD-OPD seperti Dinas Perhubungan agar melakukan pemeriksaan kepada sopir-sopir angkutan. Juga kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar memeriksa para pelajar dan mahasiswa dan OPD lainnya dengan segmentasi masing-masing.
Diterangkannya gejala penyakit kelamin raja singa biasanya ditandai dengan timbulnya benjolan dan luka di sekitar alat kelamin. Luka itu terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi.
Pada umumnya, jelas dia, luka itu tidak terasa sakit dan dalam beberapa minggu luka akan hilang. Namun justru bakteri akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini selanjtnya akan hilang juga.
Namun pada tahap selanjutnya, virus justru akan menyerang bagian tubuh lainnya. Terkadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti gejala flu. Muncul pula bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan intim (coitus). (zi)
"Hasilnya sudah keluar. Satu orang terinfeksi HIV/AIDS dan empat terkena sipilis. Tetapi untuk identitasnya sengaja kami rahasiakan untuk menjaga privasi penderita," ungkap Rudi Ilham, pengelola Program KPA Kota Banjar saat ditemui Radar di Aula Pertemuan Komplek Pamongkoran, Kamis (25/4).
Berdasarkan catatan KPA, Rudi menyatakan, penderita HIV/AIDS di Kota Banjar telah bertambah, sekarang ini sudah genap menjadi 50 orang. Menurutnya hal ini sudah mengkhawatirkan mengingat jumlah penduduk Kota Banjar masih sedikit. (Hasil sensus penduduk 2010 di Kota Banjar adalah sebanyak 175.157 orang yang dimuat situs kpud-banjarkota.go.id, red). Sehingga kalau dibagi empat kecamatan, penderitanya tersebar lebih dari 12 orang per kecamatan.
“Kota Banjar sudah sangat mengkhawatirkan karena merupakan penyumbang penderita HIV ke provinsi, yang kini peringkat ke-3 terbanyak se-Indonesia,” ungkapnya.
Dia pun memprediksi, penderita HIV/AIDS bisa bertambah kalau masyarakat sadar atau mau melakukan tes darah kepada pihak medis untuk mamastikan apakah mereka terjangkit atau tidak. Sementara di Kota Banjar, kata dia, banyak sekali wanita penjaja seks (WPS) yang berasal dari daerah lain dan mereka harus diperiksa. “Ada yang masih usia remaja sudah terjangkit karena dia sebelumnya pernah menjadi WPS,” terang Rudi.
Dia pun meminta semua pihak ikut berpartisipasi menanggulangi penyakit menular berbahaya yang belum ada obatnya ini. Terutama, lanjut Rudi, kepada OPD-OPD seperti Dinas Perhubungan agar melakukan pemeriksaan kepada sopir-sopir angkutan. Juga kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar memeriksa para pelajar dan mahasiswa dan OPD lainnya dengan segmentasi masing-masing.
Diterangkannya gejala penyakit kelamin raja singa biasanya ditandai dengan timbulnya benjolan dan luka di sekitar alat kelamin. Luka itu terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi.
Pada umumnya, jelas dia, luka itu tidak terasa sakit dan dalam beberapa minggu luka akan hilang. Namun justru bakteri akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini selanjtnya akan hilang juga.
Namun pada tahap selanjutnya, virus justru akan menyerang bagian tubuh lainnya. Terkadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti gejala flu. Muncul pula bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan intim (coitus). (zi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Azwar Anas: Tanpa Seni Budaya, Minangkabau Tinggal Kabau
Redaktur : Tim Redaksi