jpnn.com, YOGYAKARTA - Kepala Ekonom BTN Winang Budoyo menyambut baik rencana spin off (pemisahan) unit usaha syariah (BTN Syariah) menjadi Badan Usaha Syariah (BUS) pada 2020.
Winang menuturkan, relaksasi regulasi yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) terhadap sektor properti bisa menjadi momentum yang tepat bagi BTN untuk melakukan spin off unit syariahnya.
BACA JUGA: Rencana Spin Off Unit Usaha Syariah Diyakini Bakal Dongkrak Kinerja BTN
Pasalnya, ada hubungan positif antara penyaluran kredit perbankan ke sektor properti dengan pertumbuhan ekonomi sektor real estate.
Terlihat bahwa relaksasi yang diberikan oleh BI dan OJK terhadap sektor perumahan berbuah pada terus meningkatnya pertumbuhan sektor real estate selama satu tahun terakhir, yaitu dari 3,07 persen di kuartal II/2018 menjadi 5,74 persen di kuartal II/2019.
BACA JUGA: Mendadak Suprajarto Tolak jadi Dirut BTN, Kurang Harmonis sama Rini Soemarno?
“Pertumbuhan ekonomi sektor real estate sudah melampaui pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) sejak kuartal I/2019 yaitu 5,46 persen dan 5,74 persen di kuartal II/2019 (yoy). Namun karena sumbangan sektor ini ke PDB masih kecil, yaitu hanya 2,8 persen terhadap PDB, maka tidak mempunyai daya dorong yang cukup untuk bisa mendongkrak pertumbuhan PDB Indonesia,” jelas Winang.
Sementara, Direktur Keuangan & Treasury BTN Nixon LP Napitupulu Nixon menuturkan tahun depan rencana spin off UUS akan disampaikan ke OJK.
"Setelah itu perseroan memiliki waktu hingga 2023 untuk segera merealisasikan aksi korporasi tersebut," tandas Nixon.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy