jpnn.com, YOGYAKARTA - Direktur Consumer Banking Budi Satria menuturkan, rencana spin off (pemisahan) unit usaha syariah (BTN Syariah) menjadi Badan Usaha Syariah (BUS) diyakini bakal mendongkrak kinerja bank BTN.
Budi menilai, selama ini kinerja unit usaha syariah (UUS) BTN sudah sangat baik, namun karena masih berupa unit usaha sehingga ruang untuk ekspansi sangat terbatas. Untuk itu diharapkan dengan menjadi entitas bisnis yang berdiri sendiri ruang gerak BTN Syariah dalam mengembangkan bisnisnya ke depan akan semakin besar.
BACA JUGA: BTN Siapkan Sejumlah Aksi Korporasi untuk Jaga Permodalan
Menurut dia, ketika BTN Syariah sudah menjadi perseroan terbatas (PT) dalam hal kebutuhan pembiayaan maka banyak pilihan yang bisa diambil, salah satunya dengan melakukan go public atau penawaran umum saham perdana. Selain itu, BTN Syariah juga bisa menerbitkan berbagai instrumen produk pasar modal seperti obligasi ataupun KIK EBA.
“BTN Syariah akan menjadi satu-satunya bank syariah dengan core bussinisnya sama dengan induknya, sehingga infrastrukturnya lengkap,” tegas Budi.
BACA JUGA: Bank BTN Luncurkan KPR Lelang
Hingga akhir Juni 2019, BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan aset di level 19,67 persen (yoy) menjadi Rp29,17 triliun. Kenaikan aset tersebut disokong peningkatan pembiayaan sebesar 16,54 persen (yoy) menjadi Rp23,16 triliun per Juni 2019.
Sedangkan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 18,15 persen menjadi Rp23,03 triliun pada akhir Juni 2019. Dengan capaian kinerja tersebut, per Juni 2019, BTN Syariah meraup laba senilai Rp105,23 miliar.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy