jpnn.com, JAKARTA - Salah satu rangkaian acara ASEAN Summit 2023, Spouse Program di Labuan Baju, Nusa Tenggara Timur, telah usai.
Spouse program tahun ini bertema The Sounds of Archipelago untuk menyuarakan potensi yang dimiliki wilayah Indonesia Timur, khususnya NTT.
BACA JUGA: Produser film Kadet 1947 Bikin Spouse Program G20 Unik dan Berbeda
Dari mulai tarian, pakaian, kerajinan tangan, tenun, musik, hingga kekayaan alam dirangkaikan dalam satu alur penceritaan yang membuat para undangan terkesan. Woman empowering dan cita-cita generasi muda sebagai penerus bangsa merupakan pesan yang ingin disampaikan.
Lima ibu negara dari Philipines, Louise Araneta-Marcos, Laos, Vandara Siphandone, Singapura, Ho Ching, Cambodia, Samdech Kittipritthbindit Bun Rany Hunsen, dan Malaysia, Dato’ Seri Wan Azizah, hadir memenuhi undangan Iriana Joko Widodo, menikmati keindahan Puncak Waringin sembari menikmati sajian budaya dan penganan khas Indonesia.
BACA JUGA: Hadir di 10 Kota Besar, Flame Fest Suguhkan Pertunjukan Musik yang Megah
Di awal kedatangan, tamu disambut umbul-umbul janur yang dikreasikan dengan kain tenun dan rumah sambut ibu negara yang berbentuk Layar Kapal. Kemudian, para remaja putri dengan pakaian adat kabupaten yang beragam memberikan salam.
Mama Bambu hadir di salah satu stan untuk menggambarkan kemampuan wanita NTT dalam memperdayakan lahan kritis dengan menanam bambu.
BACA JUGA: Dukung KTT ASEAN 2023, Sarinah Jadi Kurator dan Sediakan Showcase UMKM
Lagu Gemufamire ditarikan oleh para remaja dan anak-anak SD, diikuti pula oleh para spouses. Tidak sekadar minum teh dan mengobrol, mereka diberikan kejutan pertunjukan berjudul The Sailor yang panggungnya di darat dan kapal Phinisi di laut.
Penceritaan ini dilihat melalui layar plasma atau dapat secara langsung dinikmati melalui teropong jarak jauh.
"The Sailor menggambarkan keinginan anak-anak menjadi pelaut dan berlayar ke negara-negara ASEAN guna mengabarkan persahabatan dan salam perdamaian," ujar Celerina Judisari, Creative Director keseluruhan acara dalam keterangannya, Jumat (12/5).
Konsep yang dimulai dengan perahu kertas dan lagu nenek moyangku membawa para tamu terkesima melihat anak-anak hingga remaja bersemangat menyampaikan impian mereka kemudian bergotong royong menaikkan layar kapal berlogo ASEAN SUMMIT 2023 untuk segera berlayar.
Kejutan lainnya adalah ketika para perenang alam melakukan terjun dari kapal dengan gaya masing-masing. Pertunjukan diakhiri dengan tampilan para flying boarder yang atraktif bersamaan dengan kibaran bendera 12 negara dan bendera ASEAN.
Sungguh sebuah drama musikal yang melarutkan emosi, sehingga saat show selesai beberapa ibu masih asyik melihat melalui teropong dan tak henti memberikan lambaian tangan kepada anak-anak yang berada di perahu dan di darat.
Celerina Judisari pun mengaku bangga menampilkan bakat-bakat lokal, seperti Jakart, Bandung, dan Labuan Bajo.
"Termasuk juga vendor-vendornya karena kami ingin ada transfer knowledge dan know-how. Memang bukan hal yang mudah dilakukan dalam waktu singkat, tetapi ternyata bisa dan sukses” kata Celerina.
Celerina Judisari sendiri adalah seorang Creative Director event dikenal mampu membuat penceritaan kuat dalam setiap event yang ditanganinya, termasuk acara G-20 lalu di Bali. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh