Produser film Kadet 1947 Bikin Spouse Program G20 Unik dan Berbeda

Minggu, 20 November 2022 – 13:17 WIB
Produser film Kadet 1947 Bikin Spouse Program G20 Unik dan Berbeda. Foto: dok. pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Produser film Kadet 1947, Celerina Judisari dipercaya sebagai creative director acara Spouse Program G20.

Spouse Program merupakan pertemua para pendamping kepala negara bersama Ibu Kepala Negara Republik Indonesia Iriana Jokowi. 

BACA JUGA: Angela Sebut Spouse Program G20 Momentum Tepat Perkenalkan Kebinekaan Indonesia

Acara bertema The Journey Indonesian Sustainable Living Culture tersebut dihadiri pendamping Kepala Negara Spanyol, Maria Begoña Gomez Fernandez, pendamping Kepala Negara Turki, Emine Erdogan.

Selain itu, pendamping Perdana Menteri Jepang, Yuko Kishida, pendamping  European Commission President, Heiko von der Leyen, pendamping Kepala Negara Korea Selatan, Kim Keon-hee, dan pendamping Kepala Negara China, Peng Liyuan.

BACA JUGA: Spouse Program Hadirkan Pebisnis internasional dari Negara G20

Konsep acara Spouse Program G20 dikemas dengan menarik sehingga menimbulkan impresi kekaguman para tamu dan mendapatkan apresiasi tinggi dari Iriana Jokowi.

Dari berbagai unggahan instragram Kemenparekraf dan Wamenparekraf Angela Tanoesudibjo  terlihat rangkaian acara yang mempromosikan  kebudayaan Indonesia melalui tari-tarian, alat musik, dan makanan.

BACA JUGA: Kenyamanan dan Kesuksesan KTT G20 Jadi Modal Mendatangkan Investasi

Menurut Celerina, konsep acara dibuat atas ide bersama dengan jajaran Kemenparekraf.  Dia menerjemahkan menjadi sebuah show dari mulai penyambutan tamu hingga kepulangan.

Salah satu hal yang tak biasa adalah pagelaran makanan yang bertajuk Food Theater yang mengusung tema ketahanan pangan Indonesia untuk dunia, tempat Iriana menjamu makan siang para tamu.

Celerina menggabungkan 3 film pendek dengan stage performance penceritaan budaya makanan sebagai penampil awal setiap menu yang akan keluar. 

Film pendek yang ditampilkan menceritakan hikayat Gulu & Bhituka. Gulu adalah anak burung elang laut yang mencari keberanian untuk terbang, sedangkan Gulu memiliki arti G dua puluh.

Gulu tampil di film dalam bentuk wayang, kemudian berubah menjadi sosok nyata anak elang di panggung melalui akting aktor cilik Gamaliel Eleaza.

Sementara itu, Bhituka (Bhineka Tunggal Ika) adalah burung garuda yang berjiwa penolong dan membantu Gulu menemukan keberaniannya.

Menu gastronomy yang dihidangkan mulai dari starter, main course (tapas berisi berbagai jenis makanan), hingga dessert dan minuman. Setiap  menu mewakili ekosistem Indonesia, yaitu rainforest, pesisir laut, lahan gambut, dan lahan kering.

Para pendamping kepala negara cukup terkesima dengan cara penyajian makan siang tersebut. Mereka juga merasa ikut  berpetualang bersama Gulu, melakukan perjalanan menyusuri tempat-tempat pangan Indonesia sebelum akhirnya para tamu menyantap bahan-bahan tersebut dalam sebuah nampan besar.

“Saya memosisikan makanan dan Gulu sebagai aktor utama dari Food Theater. Rangkaian acara ini sama sekali tidak menghadirkan artis terkenal," kata Celerina dalam keterangan tertulis, Minggu (19/11).

Dia memilih Helianti Hilman sebagai food culture consultant, Chef Wayan Kresna Yasa, Chef Petty Elliot dan Chef Amaury Belkhantar yang bersinergi membuat menu berdasarkan kisah ketahanan pangan. "Jadi, semuanya saling melengkapi," imbuhnyz.

Dari food theater ini dapat dipromosikan kekayaan alam yang dapat menjadi penopang kehidupan masyarakat Indonesia, karena dapat diolah menjadi makanan penuh gizi dan lezat, seperti sorgum, mandai cempedak, lontar, jewawut, dan lain-lain.

“Acara menjadi sangat intimate karena tujuannya adalah pertemuan yang akrab untuk dapat saling menginspirasi. Oleh karenanya unsur rasa menjadi penting. Rasa dari seluruh indra manusia yang menghasilkan rasa dari perasaan," tutur Celerina. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler