Perubahan Nama Koalisi Prabowo Bukan Penyebab Kaburnya PKB, Hmm...

Jumat, 01 September 2023 – 14:54 WIB
Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay . Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi PAN di DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyebut parpolnya menangkap sinyal PKB tidak nyaman atas perubahan konstelasi parpol pendukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024.

Dia mengatakan itu menyusul kabar PKB membuat poros bersama NasDem untuk mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

BACA JUGA: Koalisi NasDem-PKB, Cak Imin Otomatis Pamit Kepada Prabowo

"Semua, kan, sama-sama sudah paham," kata Saleh melalui keterangan persnya, Jumat (1/9).

Diketahui, Prabowo sebelumnya hanya didukung dua partai, yakni PKB dan Gerindra dan poros itu dinamakan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

BACA JUGA: TSRC Yakin Ada Kekuatan Besar di Balik Koalisi NasDem-PKB

Belakangan, dua partai merapat mendukung Prabowo sebagai Capres 2024, yakni Golkar dan PAN dan poros berubah nama menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Saleh menilai ketidaknyamanan PKB di poros Prabowo seperti terlihat dari wacana dan pernyataan yang disampaikan pengurus partai berkelir hijau itu ke publik.

BACA JUGA: PKB Sambut Tawaran Kerja Sama dari NasDem, Keputusan Akhir Tergantung Rapat di Surabaya

Dia mengatakan kabar merapatnya PKB ke poros Anies tidak akan terjadi apabila ketum partai yang berdiri pada 1998 itu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dipastikan menjadi cawapres pendamping Prabowo.

"PKB terkesan khawatir terhadap adanya kompetitor lain dalam penentuan cawapres Prabowo. Andaikata Cak Imin disepakati sebagai cawapres Prabowo, pastilah PKB akan tetap di KIM," ujar mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Saleh melanjutkan kabar PKB merapat ke poros Anies bukan semata perubahan nama koalisi dari partai pendukung Prabowo.

"Ini bukan soal masuknya Golkar dan PAN. Bukan juga soal perubahan nama koalisi. Ini manuver PKB untuk mencari tempat bagi Cak Imin sebagai cawapres," katanya.

Sebetulnya, kata Saleh, parpol di KIM belum pernah secara khusus membicarakan cawapres pendamping Prabowo. 

Ketua DPP PAN itu menyebut pengumuman cawapres akan ditentukan secara musyawarah mufakat antara parpol pendukung Prabowo.

"Di KIM, tidak ada yang ditinggalkan. Semua dilibatkan dan diajak bicara. Kalau ada yang merasa ditinggalkan, itu mungkin hanya cara untuk mencari jalan keluar yang halus. Kan tidak elok keluar tanpa ada alasan? Itu juga bagian dari politik," ungkap Saleh.

Isu PKB membuat poros dengan NasDem untuk mendukung Anies menyeruak setelah muncul pernyataan Sekjen Partai Demokrat (PD) Teuku Riefky Harsya.

Anies adalah Bakal Capres 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari PD, NasDem, PKS.

Riefky awalnya menuding Anies beserta NasDem berkhianat dari keputusan yang dibuat bersama di dalam KPP.

Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut tiga partai yang tergabung dalam KPP awalnya sepakat menyerahkan kepada Anies soal penunjukkan sosok cawapres.

Riefky mengeklaim Anies bahkan sudah menunjuk sosok Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres pendamping Anies.

Nama AHY kemudian dibawa ke petinggi parpol yang tergabung di KPP dan disetujui bersama untuk dideklarasikan.

Namun, hal itu berubah setelah Ketum NasDem Surya Paloh dituding PD hendak memasangkan Anies dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. 

"Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum NasDem, Surya Paloh. Kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Dia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar," kata Riefky. (ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler