jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat mengatakan skema merangkul Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias (Cak Imin) sebagai bakal calon wakil presiden Anies Baswedan adalah penanda peran kekuatan besar yang berupaya menjodohkan secara paksa Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Menurutnya, hal ini juga menjadi penanda bahwa Partai NasDem tidak begitu yakin dengan kekuatan politik yang digalang selama ini .
BACA JUGA: PKB Sambut Tawaran Kerja Sama dari NasDem, Keputusan Akhir Tergantung Rapat di Surabaya
“Upaya membentuk koalisi secara diam-diam antara Nasdem dan PKB tidak dilandaskan dengan trend elektoral, melainkan dugaan saya ada kekuatan besar yang menjodohkan secara paksa antara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar” Ungkap Yayan dalam keterangannya, Jumat (1/9).
Menurut Yayan, trend elektoral menunjukkan bahwa hanya 6,7 persen pemilih PKB yang memilih Anies Baswedan sebagai Calon Presiden Pemilu 2024.
BACA JUGA: Apakah NasDem & PKB Bisa Usung Anies-Cak Imin Tanpa PD-PKS? Ternyata
Sebaliknya, sikap Anies Baswedan merangkul Cak Imin sebagai Bacawapres belum tentu akan berkontribusi terhadap peningkatan elektoral Anies.
Sebab, pemilih Anies Baswedan di dominasi dengan pemilih oposisi pemerintah sedangkan PKB dan Cak Imin simbol dari pemilih pro pemerintah.
“Upaya Anies merangkul Muhaimin Iskandar dapat dibaca sebagai cara untuk memperluas dukungan Anies di Jawa Timur. Namun, perlu dicatat bahwa Jawa Timur adalah wilayah yang diperebutkan banyak capres. Langkah Anies untuk recover elektabilitas akan sulit tercapai," lanjutnya.
Dia juga menyebutkan potensi kemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar jika berpasangan agak problematik. Sebab, dua tokoh ini adalah simbol dari ceruk pemilih yang berbeda dan dalam banyak hal saling berlawanan.
"Hal ini tentu akan sangat merepotkan mesin politik PKB maupun mesin politik Anies Baswedan," pungkas Yayan.(mcr8/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra