"Saya berharap BUMN jangan jadi anak tiri di negara sendiri," ujar Ismed di kantornya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Selasa (26/3).
Ismed mengaku sedih lantaran sebagai orang yang memimpin perusahaan plat merah, justru malah tidak diberi kesempatan oleh pemerintah untuk membantu menstabilkan harga bahan pokok yang melambung.
"Rasanya miris sekali, kami (RNI-red) yang notabene perusahaan pemerintah, justru tidak diberi kesempatan untuk mengambil andil untuk kepentingan rakyat," sesalnya.
Untuk itu, dia berharap pada pemerintah, agar BUMN lebih dilibatkan lagi dalam membantu menstabilkan harga-harga bahan pokok dibanding mengaet pihak swasta.
"Kami BUMN, Berdikari dan Bulog, berharap agar diikut sertakan untuk menstabilkan harga daging, bawang dan kedelai. Agar masyarakat tidak semakin terbebani dengan harga yang semakin tidak jelas ini. Seperti harga daging sapi yang sudah 7 bulan tidak juga turun," keluhnya.
Dia yakin, bila RNI diberi kepercayaan untuk menstabilkan harga daging maka dalam hitungan minggu, pihaknya bisa menjalankan amanah tersebut dengan sebaik mungkin.
"Maka dalam hitungan minggu, kami yakin akan turunkan harga daging sapi menjadi Rp 50-70 ribu. Pokoknya begitu kami dapat alokasi dari pemerintah, 2-3 minggu kami akan langsung bekerja," tegas Ismed.
Kalau tidak segera diatasi, Ismed yakin masalah kelangkaan daging sapi ini akan berdampak serius. "Kalau pemerintah tidak berhasil menangani, maka akan berdampak serius ke depan. Mengerikan ini," tuturnya.
"Bagi kami untuk menurunkan harga daging sapi ini persoalan mudah. Tinggal niat pemerintahnya saja mau seperti apa," imbuh Ismed.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta dan 15 BUMN Segera Bertandang ke Myanmar
Redaktur : Tim Redaksi