Aksi boikot ini dilakukan sejak Sabtu (10/11) akhir pekan lalu sebagai bentuk kekecewaan warga maupun beberapa karyawan. Sejumlah tuntutan di antaranya, soal penerimaan tenaga kerja dan gaji karyawan tidak dipenuhi perusahaan.
Koordinator aksi, Musa Mandacan mengatakan alasan pemalangan kantor PT Medco yang merupakan perusahaan milik Arifin Panigoro ini tidak memenuhi janjinya. ‘’Kepala suku,tokoh ada sudah serahkan tanah kepada perusahaa. Kita buat perjanjian antara plasma dan inti. Inti 70 persen dan plasma 30 persen. Begitu juga tenaga kerja yang direkrut,orang pribumi Papua 70 persen dan pendatang 30 persen. Tapi itu semua nol,’’ tegas Musa seperti yang dilansir Radar Sorong (JPNN Group), Senin (12/11).
PT Medco mulai membuka perkebunan kelapa sawit tahun 2007, berlokasi di Distrik Sidey dan Masni. Sebagian kebun sawitnya telah berproduksi dan saat ini sedang membangun pabrik pengolahan minyak mentah sawit atau CPO (crudle palm oil).
Dikatakan Musa, untuk membahas permasalahan, pihaknya telah mengundang pihak perusahaan namun tak ada respon. Karena itu, warga pun melakukan pemalangan kantor PT Medco. ‘’Kita palang supaya perusahaan datang untuk bicarakan hak-hak masyarakat.Kita tidak bikin kacau hanya palang saja,’’ tukasnya.
Musa juga menyayangkan aparat keamanan yang menghadang massa dengan melepaskan tembakan. ‘’Mengapa ada Brimob dan tentara. Kita tidak bikin kacau. Perusahaan harus bicarakan hak-hak masyarakat. Kalau perusahaan tetap membawa aparat keamanan untuk menekan kami (masyarakat), lebih baik perusahaan tutup,’’ tegas Musa sambil menyebut dua nama pimpinan perusahaan agar angkat kaki dari Manokwari bila perusahaan tetap ingin beroperasi.
‘’Pemalangan ini dibuka bila Arifin Panigoro yang punya perusahaan ini datang untuk bertemu masyarakat,’’ tambah Musa.
Menanggapi aksi pemalangan ini, Koordinator Humas dan Kemitraan PT Medco, Widodo menyatakaan mayoritas tenaga kerja lapangan adalah warga, sedangkan tenaga teknis direkrut sesuai kebutuhan yang sebelumnya menjalani magang di Kalimantan. Perusahaan juga memberi beasiswa bagi anak-anak pemilik hak upayat untuk menempuh pendidikan. ‘’Nantinya anak-anak ini yang mengelola kebun plasma,’’ terangnya.(lm/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bekuk 2 Pelempar Bom pada Gubernur Sulsel
Redaktur : Tim Redaksi