jpnn.com, JAKARTA - PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), perusahaan agritech lokal baru-baru ini membawa nama Indonesia di kancah kompetisi starup global, di mana mereka berhasil menjadi Runner-up Pertama dalam ajang kompetisi startup Intellectual Property Innovation & Entrepreneurship Contest (IPIEC ) Global 2019 di Malaysia.
IPIEC Global merupakan kontes pencarian inovator teknologi yang mampu menghubungkan diri dengan ekosistem wirausaha. Ajang berskala global ini diselenggarakan oleh WTOIP, platform technovation terkemuka yang berbasis di Tiongkok.
BACA JUGA: Azwar Anas Gandeng BRI Garap Bisnis Startup Pertanian Banyuwangi
Dalam pencapaiannya ini, MSMB mewakili regional ASEAN akan kembali bertanding adu inovasi di babak semi final dalam IPIEC Global 2019 pada Desember mendatang.
Pendiri UMG Idealab, induk perusahaan MSMB Kiwi Aliwarga mengatakan, ini akan menjadi peluang bagi mereka untuk mengeksplorasi pasar Tiongkok.
"Pencapaian MSMB dalam meraih Runner-Up pada IPIEC Global 2019 juga merupakan cerminan milestone yang menunjukkan konsentrasi kami dalam memajukan pertanian global pada umumnya dan khususnya Tanah Air. Harapan kami, dengan semakin dikenalnya MSMB di mata dunia dapat mendukung visi jangka panjang pemerintah untuk menjadikan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045." katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/10).
MSMB sendiri berfokus pada sektor agrobisnis berbasis teknologi 4.0. Di dalam bisnisnya, MSMB menawarkan solusi untuk pertanian melalui RiTx, peternakan melalui LiTx, dan perikanan melalui FisTx.
Teknologi Smart Farming 4.0 yang digadang MSMB melalui RiTx di antaranya, Agri Drone Sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), Drone Surveillance (drone untuk pemetaan lahan), serta Soil and Weather Sensor (sensor tanah dan cuaca). Hal ini selanjutnya menjadi fokus Kiwi dalam memajukan pertanian lokal, di antaranya melalui unit usaha MSMB, yakni RiTx dengan teknologi Smart Farming 4.0.
Diharapkan, teknologi ini dapat menarik minat anak muda khususnya generasi milenial. Melalui teknologi, Kiwi juga ingin menanamkan kesan bahwa bertani adalah hal yang menarik dengan adanya sentuhan teknologi mutakhir.
Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia melalui pemerintah kabupaten telah mengucurkan dana mencapai Rp 59,86 triliun ke seluruh desa di Indonesia, di mana sektor pertanian turut menjadi program prioritas dalam pengelolaan dana desa.
Menurut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo, angka pengangguran di desa pada 2018 sebesar 3,72% persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,21 persen dari tahun 2015, yakni sebesar 4,93 persen.
Sejalan dengan usaha pemerintah dalam menggenjot perekonomian desa melalui program dana desa, mengurangi angka pengangguran di desa, dan permasalahan krusial yang dialami petani.
Untuk itu, Kiwi berencana ingin turut mewujudkan melalui aplikasi Crowde yang bergerak di bidang keuangan dengan produk peer-to-peer landing bagi para petani, Biotech yang memecahkan masalah pertanian, lingkungan, makanan, dan perawatan kesehatan, dan Inagri, aplikasi supplier sayuran online yang dapat membantu petani dalam memasarkan hasil panen.(mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian