jpnn.com, BALI - Tiga perwakilan negara yang menjadi anggota ASEAN bertemu di Bali untuk membahas ancaman Foreign Terrorist Fighters (FTF). Ketiga negara itu, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Untuk Indonesia, delegasi yang ditunjuk adalah BNPT dan Densus 88 Antiteror. Demikian juga dengan Malaysia dan Philipina yang diwakili stakeholders terkait terorisme.
BACA JUGA: Cegah Radikalisme dan Terorisme, Pupuk Indonesia Gandeng BNPT
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan FTF masih menjadi ancaman terhadap keamanan kawasan Asia Tenggara.
“Salah satunya mengenai pengelolaan daftar pantau hingga pertukaran informasi intelijen,” ujar Boy Rafli dalam siaran persnya, Rabu (12/10).
BACA JUGA: Tegas, Komjen Boy Rafli Sebut KKB Masuk Kategori Teroris
Mantan Kapolda Papua itu meminta setiap negara tidak boleh lengah.
Dia menyebut sangat besar kemungkinan seorang warga negara melakukan pergerakan lintas batas untuk bergabung dengan organisasi teroris internasional.
BACA JUGA: Selain Malaysia, Ini Negara ASEAN yang Lolos Piala Asia U-17 2023
“Isu FTF saat ini masih menjadi tantangan yang harus diatasi secepatnya, pergerakan warga negara ke daerah konflik untuk mendukung kelompok teroris tidak boleh terulang kembali ke depannya,” ujar Boy.
Boy melihat seiring meredanya situasi pandemi Covid-19, longgarnya pembatasan perjalanan antarwilayah berpotensi menjadi celah yang dimanfaatkan FTF untuk melakukan pergerakan lintas negara.
FTF bisa bergabung dengan kelompok teroris ISIS atau jaringan Al-Qaeda.
Perwakilan Polisi Federal Australia (AFP) Warwick Macfarlane mengatakan komunikasi menjadi bagian dalam mencegah ancaman FTF yang kembali ke negaranya.
“Pengelolaan FTF dan keluarganya merupakan tantangan yang umum bagi banyak negara dan wilayah,” ujar Warwick. (cuy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... KNPI Bersinergi dengan BNPT, Haris Pertama Serukan Cegah Radikalisme dan Intoleransi
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan