jpnn.com - JAKARTA - Para kandidat gubernur DKI Jakarta dinilai dapat memanfaatkan program-program kesehatan DKI sebagai bagian dari kampanye. Misalnya program Kartu Jakarta Sehat (KJS), dapat dicari tahu apakah warga yang layak mendapat pelayanan tersebut, telah merasakannya.
"Saya kira ini cukup baik menjadi program yang bakal dilakukan bakal calon kalau nantinya terpilih. Karena tidak jarang kita mendengar kalangan kaum papa dengan kartu tersebut saat di RS, tidak jarang ditolak walau dalam keadaan sekarat," ujar Direktur Eksekutif 7 (Seven) Strategic Studies Guevara Santayana, Kamis (19/5).
BACA JUGA: Ssttt..Novanto Bicara soal Ahok dan Pilgub DKI
Para pesaing Ahok kata Guevara, dapat masuk tanpa mengkritisi program yang ada. Caranya, mensosialisasikan program tersebut, dengan menambahkan program menarik lain. Misal, akan diadakan sanksi yang berat bagi oknum atau pimpinan lembaga kesehatan yang mempersulit warga dalam pelayanan medis melalui KJS.
Selain itu, warga juga dapat langsung mengadukan melalui saluran media sosial atau aplikasi milik Pemda, yang khusus menerima keluhan warga di bidang pelayanan kesehatan.
BACA JUGA: Djarot-Boy, Risma-Boy, atau Risma-Djarot?
"Di bidang pendidikan juga, pesaing Ahok dapat masuk pada masalah warga DKI yang tidak mampu, tetapi tidak tertampung di sekolah negeri setempat," ujarnya.
Kandidat gubernur kata Guevara, dapat menawarkan program sekolah DKI. Misalnya, memaksimalkan bangunan-bangunan sekolah negeri untuk dipakai sebagai sekolah alternatif gratis dari jam 3 sore sampai 7 sore, bagi warga tidak mampu dan tidak tertampung di sekolah negeri setempat.
BACA JUGA: Aksi Oknum Dishub Jakbar Sita Shuttle Bus Disebut Mirip Pembajakan
Sementara untuk tenaga pengajar menurutnya, dapat diusulkan memakai mahasiswa-mahasiswi keguruan yang ada di DKI sebagai salah satu syarat kelulusan akademik yang ada.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Dilarikan ke Rumah Sakit, Ini Daftar Namanya
Redaktur : Tim Redaksi