jpnn.com - Hanya bermodalkan dua botol minuman ringan, pasangan muda mudi sudah bisa menikmati sensasi bercinta di atas bukit berselimutkan kelambu plastik. Di mana lagi kalau bukan di pondok baremoh di kawasan Bukit Lampu, Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat.
Laporan: Vinolia, Padang
BACA JUGA: Video Dewasa Berdurasi 7,5 Menit Direkam Sendiri
KEINDAHAN panorama alam di kawasan Bukit Lampu, elok nian sore itu. Di sisi kiri jalan, terhampar perbukitan nan hijau. Sedangkan di sisi kanan jalan, disuguhi pemandangan lautan. Suasana semakin romantis tatkala matahari perlahan bersembunyi di ufuk barat.
Senja merambat malam. Lautan berubah kemerah-merahan terpapar cahaya sunset. Dan, hari pun berganti malam.
BACA JUGA: Rekam Adegan Dewasa, Pejabat Peragakan Woman on Top
Di balik kerindangan pepohonan di Bukit Lampu, berjejer rapi pondok-pondok berkelambu. Ya, itulah pondok baremoh yang tersohor sebagai salah satu lokasi mesum remaja di Padang.
Beberapa orang pemilik pondok baremoh, berdiri di pinggir jalan menanti pelanggan. Persisnya di depan pondok baremoh. Sambil melambaikan tangan, dengan ramah mereka menawarkan singgah ke pondoknya.
BACA JUGA: Sabu Gampang Masuk ke Lapas
Satuper satupemilik pondokmenawarkan Padang Ekspres agar singgah ke pondok baremoh. Mereka ahli betul merayu menarik pengunjung. Di perbatasan Gates dan Bungus Barat, terlihat tiga motor sedang parkir.
Tak jauh dari motor itu, tampak pondok kayu memanjang tanpa dibatasi sekat. Sekilas pondok ini diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin santai sembari menikmati keindahan alam, bukan untuk mesum.
Lebih ke atas lagi, berdiri sebuah bangunan semipermanen penjual minuman. Seorang perempuan berumur belasan tahun, tampak menjaga kedai tersebut. Posturnya langsing dengan kulit kuning langsat, dan rambut kepirang-pirangan.
"Mau minum apa, Kak," ujar gadis remaja itu menawarkan.
"Teh botol saja dua," jawab Padang Ekspres (Grup JPNN.com)
Di atas kedai itu, masih ada jenjang tanah menuju puncak bukit. Kita-kira ada lima anak tangga. Di puncak bukit itu, berjejer pondok-pondok bersekat.
Jumlah bilik pondok itu ada 8 buah berukuran 2 x 1 meter. Tidak ada orang di sana, hanya bangku kosong terbuat dari kayu. Bangku ini didesain memanjang ke arah dalam, sehingga pengunjungnya bisa tiduran.
Sampah-sampah plastik bekas makanan berserakan di sekitar pondok baremoh. Rumput-rumput liar dibiarkan tumbuh memagari pondok. Meski begitu, suasananya ngeri-ngeri sedap.
Lebih atas lagi, terlihat lagi sebuah pondok memanjang. Jumlah bilik di pondok ini ada 12 buah. Kala itu, ada tiga bilik dalam keadaan tertutup rapat oleh terpal plastik. Letaknya paling sudut. Bila sudah begitu, pertanda sudah ada pasangan muda-mudi di dalam bilik itu. Mereka itu pemilik ketiga motor yang parkir di bawah tadi.
Posisi Padang Ekspres tepat berada di bilik keempat. Di tengah suasana perbukitan yang hening, lamat-lamat terdengar suara-suara halus dari balik ketiga bilik itu.
Bukan saja di luar pondok, dalam bilik-bilik pun dipenuhi sampah puntung rokok, plastik hingga pembungkus kondom berbagai merek. Aktivitas pengunjung dalam bilik-bilik itu terdengar jelas satu sama lainnya.
Tidak terdengar sepatah kata pun pembicaraan antara penghuni bilik. Hanya ada desahan dan desahan. Dalam bilik itu, pasangan muda-mudi bebas berindehoy .
Setelah 30 menit, Padang Ekspres pun keluar dari bilik itu. Sedangkan ketiga pasangan tadi, tetap berkurung dalam bilik itu. Jarum jam baru menunjukkan pukul 16.30, Padang Ekspres pun kembali kedai minuman tadi.
"Berapa dek," tanya Padang Ekspres hendak membayar dua botol minuman ringan. "30 ribu," jawab si pemilik kedai.
Dari pengakuan para pengelola pondok baremoh, tempat ini cukup aman dan tidak pernah dirazia. Setiap kali ada Pol PP yang datang, mereka sudah dapat kabar dari seorang oknum berseragan yang masih memiliki hubungan keluarga jauh. "Tenang saja, Kak, di sini aman. Tidak ada razia," ujar gadis pemilik kedai tadi.
Dari dalam ruangan itu, keluar seorang ibu paruh baya dengan tatapan curiga kepada Padang Ekspres. "Dari mana dek? Baru pertama kali ke sini ya," ujar perempuan berambut pendek itu.
Tak lama kemudian, datang sepasang muda-mudi sekitar umur belasan tahun memesan minuman. Semakin malam, pasangan muda-mudi kota Padang silih berganti berdatangan. Hawa panas di bilik-bilik pondok baremoh, mengalahkan dinginnya angin malam di puncak Bukit Lampu. (***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencopet Duel dengan Polisi
Redaktur : Tim Redaksi