jpnn.com - SIANTAR - Seorang pencopet berinisial SH (27), terlibat duel dengan polisi bintara berpakaian preman di Pasar Horas, Siantar, kemarin sekira pukul 13.00 WIB. Aksi heroik polisi ini menjadi tontotan pedagang dan para pengunjung.
Keterangan dihimpun METRO, duel antara polisi dan pencopet itu bermula ketika pemuda asal Jalan Pdt J Wismar itu mencopet tas milik seorang wanita yang mengendarai sepedamotor saat melintasi dari Gedung I Pasar Horas.
BACA JUGA: Dikepung Warga, Kawanan Perampok Berhasil Kabur
Ternyata aksi pelaku tepergok polisi bintara saat melakukan patroli di Pasar Horas.
Tapi SH berusaha melawan, terjadilah duel. Tubuh polisi ‘muda’ itu disundutnya dengan api rokok sebelum berusaha melarikan diri. Namun langkah pria yang hampir seluruh tubuhnya dipenuhi tato itu berhasil digagalkan polisi. Kemudian pelaku diamankan ke Mapolres Siantar.
BACA JUGA: Todong Senpi ke Kepala, Rp 37 Juta Dirampas
Sementara korbannya tidak mengadu setelah mendapatkan kembali barang berharga miliknya. Meski begitu, pelaku hingga kini masih diamankan untuk pengembangan kasus-kasus pencopetan yang sedang marak di Pasar Horas.
Kasubbag Humas Polres Siantar AKP Nuriaman Rangkuti, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa pelaku sudah diamankan. Namun, dia mengatakan, korbannya belum membuat pengaduan.
BACA JUGA: Lempar Uang ke Wajah Usai Oral Seks
Nuriaman mengaku merasa kesulitan memroses pelaku karena tidak seorang pun pedagang dan pengunjung yang melihat kejadian mau menjadi saksi.
Untuk pengamanan Pasar Horas, pihaknya sudah melakukan patroli jalan kaki dan bersepeda melintasi Pasar Horas setiap harinya. “Tapi yang kami tugaskan bintara remaja. Kalau polisi senior, kita menduga wajahnya sudah dikenali para pelaku copet,” terang Nuriaman.
Salah seorang pedagang Pasar Horas berinisial SS (55) mengungkapkan bahwa pencopet di Pasar Horas memiliki komplotan. Setiap kali beraksi mereka berkelompok. Setiap kali beraksi mereka menerapkan sistem estafet.
“Makanya terkadang, saat diringkus pelaku yang awalnya sudah ditandai rupanya tidak memegang barang yang dicopetnya. Itu karena barang yang dia curi sudah diberikan kepada kawannya yang lain secara estafet,” ujarnya.
Mengenai sikap pedagang yang tidak mau bersaksi, SS mengatakan, mereka takut jadi sasaran para pelaku. “Kami tak berani karena takut jualan kami nantinya jadi sasaran pencurian mereka. Itu sebabnya kami memilih diam,” tandasnya.
Pedagang lainnya berinisial An (35) juga mengatakan hal senada. Mereka takut jadi sasaran para pelaku. Meski begitu, dia juga mengaku sedih melihat aksi copet merajalela di Pasar Horas. “Aku kasihan juga. Bagaimana kalau yang kecopetan itu salah satu dari saudara kita,” ujarnya.
Terkadang kata dia, para pelaku nekat melakukan aksinya di depan mata pedagang. Tapi tidak seorang pun pedagang berani berteriak. (mag-01/dro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibakar Oknum TNI, Jukir Monas Luka Bakar 40 Persen
Redaktur : Tim Redaksi