Pesan dr Aulia: Jangan Abaikan Protokol Kesehatan 3M

Minggu, 20 Desember 2020 – 16:21 WIB
Aulia Giffarinnisa, dokter di RSDC Wisma Atlet berbagi cerita inspiratif dalam dialog produktif bertema Berbakti Untuk Kemanusiaan Tanpa Pamrih di Jakarta, Jumat, 4 Desember 2020. Foto: covid19goid

jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran para relawan turut berperan selama pandemi tidak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga relawan yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial.

Peran relawan penting dalam membantu meringankan kesulitan, mengingat pandemi telah berdampak ke segala sendi kehidupan masyarakat.

BACA JUGA: Vaksin, 3M dan Hidup Sehat Jurus Menyudahi Pandemi COVID-19

Pada April 2020, terbersit keinginan dr. Aulia Giffarinnisa untuk terjun langsung membantu sesama rekan tenaga kesehatan yang berjuang menangani pasien COVID-19.

“Keputusan jadi relawan itu sudah ada sejak April. Saya sebelumnya bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah di Sulawesi Selatan. Hati saya ingin berkontribusi dan tidak bisa hanya diam di rumah saja. Akhirnya pada Agustus orang tua merestui keinginan saya, setelah sejak April  saya meminta restu. Saya mulai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet sejak September," ujar dr Aulia dalam dialog bertema 'Berbakti untuk Kemanusiaan Tanpa Pamrih' yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), pada Jumat (4/12).

BACA JUGA: Nirina Zubir: Kami Satu Keluarga Positif Covid-19

Tentunya menangani pasien COVID-19 bukan hal mudah, tenaga kesehatan seperti dr. Aulia harus terus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama 8 jam.

Apalagi dr. Aulia bertugas di HCU (High Care Unit) yang merawat pasien COVID-19 dengan kondisi memerlukan perhatian khusus. Bekerja dalam pengap dan menahan haus dan lapar sudah jadi risiko pekerjaannya.

BACA JUGA: Masih Ogah Divaksin Covid-19? Dengar nih Kata dr Erika dan Prof Soedjatmiko

“Kami bekerja bergiliran selama delapan jam. Biasanya dari pukul enam pagi sampai jam dua siang. Tapi karena memakai APD kami mulai persiapan dari jam 5 pagi, dan harus puasa selama delapan jam itu, karena kami tidak melepaskan APD bahkan untuk ke toilet. Kalau kami minum pasti ingin ke toilet," serunya.

Kisah inspiratif dari relawan lainnya berasal dari Yusrin Zata Lini, Anggota Relawan Jurnalis Bergerak. Dia dan rekan-rekan jurnalis lainnya menginisiasi gerakan sosial untuk membantu kesulitan ekonomi para pekerja lepas harian.

“Masih banyak teman-teman di luar sana yang harus bekerja berjibaku di jalanan untuk mendapat pendapatan harian. Selain pendapatan mereka tergerus, tidak memiliki informasi cukup mengenai COVID-19 sehingga cenderung tidak peduli, mereka lebih khawatir dengan anak mereka nanti makan apa daripada virus yang tidak tampak ini," terang dia.

Berangkat dari kegelisahan tersebut, Yusrin Zata menggalang donasi dengan sasaran penerima pekerja lepas harian.

“Setidaknya menolong kehidupan mereka yang masih harus bekerja di jalanan ini selama satu atau dua minggu ke depan. Kita memberikan bantuan-bantuan ini dalam bentuk sembako, masker, hand sanitizer, dan flyer edukasi terkait COVID-19," tutur dia.

Gerakan sosial #JurnalisBergerak mulai mengumpulkan donasi melalui platform digital benihbaik.com, dengan target Rp100 juta.

"Meski kami mengatas namakan jurnalis, tapi semua orang boleh membantu. Setidaknya kami menjadi wadah untuk masyarakat umum yang ingin berkontribusi. Penerimanya adalah pekerja non formal seperti tukang ojek, pemulung, pedagang kecil, sopir angkutan umum, dan masyarakat terdampak lainnya," kata dia.

Dalam waktu satu bulan, telah terkumpul Rp106 juta dari 339 donatur. Kemudian dana ini disalurkan kepada 600 penerima manfaat yang disalurkan ke 5 wilayah administrasi DKI Jakarta.

Relawan seperti dr. Aulia dan Yusrin Zata juga menyampaikan harapannya kepada upaya pemerintah untuk pengadaan vaksin.

“Harapan aku dengan vaksin COVID-19 ini inginnya cepat didistribusi. Saat ini setahu saya vaksin sudah dalam uji klinik fase III, kalau Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) mengizinkan, saya ingin vaksin lebih cepat didistribusikan," seru dr. Aulia.

“Untuk masyarakat yang masih bekerja di luar rumah, jangan abaikan protokol Kesehatan 3M, dengan menerapkan protokol 3M ini tidak hanya melindungi diri tapi juga orang di sekitar kita. Jangan sampai kita menyusahkan orang lain apalagi tenaga kesehatan yang sudah berjuang, jangan sampai kita menyia-nyiakan perjuangan mereka," saut Yusrin.(chi/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler