jpnn.com, JAKARTA - Komisi III DPR terlibat dialog panjang dengan calon Kapolri Komjen Idham Azis dan istrinya, Fitri Handari, serta anak-anaknya di kediaman dinas Idham di Jalan Panglima Polim III, Nomor 7A, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).
Masing-masing anggota fraksi yang ada di dalam komisi yang membidangi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan itu bergantian mewawancarai Idham dan keluarga. Tema pembicaraan lebih kepada soal kehidupan keluarga. Wawancara dilakukan di ruang tengah rumah. Di teras rumah, dipasang televisi yang tersambung kamera dan sound system untuk melihat dan mendengarkan jalannya wawancara.
BACA JUGA: Pamer Kemesraan, Calon Kapolri Idham Azis dan Istri Sambut Komisi III DPR
Ketua Komisi III DPR Herman Herry misalnya sempat menanyakan kiat kepada Idham dan keluarga menghadapi tantangan ketika nanti menjadi Kapolri yang tentu akan mendapat perhatian masyarakat luas.
Politikus PDI Perjuangan itu mengaku telah mengikuti lima kali fit and proper test Kapolri. Karena itu, dia mengaku tahu betul kehidupan yang resmi dan tidak dari seorang Kapolri. Menurut Herman, semua tergantung karakter masing-masing, tetapi yang pasti keluarganya akan dikerumuni orang banyak.
BACA JUGA: Jangan Tanya Perasaan Bu Khofifah Indar Parawansa Usai Lihat Video Ini
“Ada yang istri menjadi jenderal bintang empat setengah, ada istri tetap bintang tiga, bapak bintang empat. Sebagai manusia biasa, sepaham-pahamnya, kalau tiap digosok dan dirubungi (dikerumuni, red), perasaaannya main juga. Ada dua hal, memberikan masukan positif mencari simpari istri Kapolri, yang kedua jelekin orang lain,” kata Herman.
Istri Idham, Fitri menjawab, bahwa ketika misalnya nanti sang suami diberi amanat menjadi Kapolri, mereka tetap tidak akan berubah. Fitri menegaskan tidak pernah ikut campur urusan dinas sang suami selama menjadi anggota Polri. Menurut Fitri, sang suami sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) sendiri untuk mengatur kepolisian.
“Saya tidak perlu cawe-cawe dan memang selama ini, sejak suami saya berdinas, saya tidak pernah ikut campur. Urusan dinas silakan dan memang saya tidak juga terlibat dan tidak punya kepentingan di situ untuk membantu itu, tidak ada,” kata Fitri di hadapan para anggota Komisi III DPR. “Hobi saya olahraga pak, biasanya orang olahraga itu lebih sportif. Saya (hobi) lari, diving, alhamdulillah saya sehat dan kami juga positif terus,” lanjut Fitri.
Idham Aziz pun menambahkan jawaban sang istri. Jenderal bintang tiga itu menegaskan bahwa sudah memberikan nasihat kepada sang istri untuk mengurus tiga 'ur' saja. Yakni dapur, sumur, kasur. “Saya bilang begitu, yang pertama itu. Yang kedua, samping kiri belakang satu langkah. Itu fisolofinya. Kalau kamu melebihi seperti yang tadi dibilang Bapak (Herman) itu bintang empat atau bintang lima, lama-lama kamu menjadi bintang tujuh, obat sakit kepala,” katanya.
Idham menegaskan bahwa akan memutus mata rantai untuk hal-hal yang seperti disampaikan Herman tersebut. Dia menegaskan, bahwa kalau ada keluarganya di mana pun melakukan kesalahan, silakan ditangkap. “Saya betul-betul tegas untuk itu. Bapak bisa cari track record saya, dan saya tidak akan begitu. Percayalah pak, untuk urusan-urusan begini, saya tegak lurus,” jelasnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menceritakan bahwa anaknya pernah ditilang karena melanggar lalu lintas. Idham tidak membela, justru menyarankan agar proses hukum ditegakkan. “Mohon maaf, anak saya ini pernah dia ditilang. Tangkap, proses, saya bilang. Saya hanya ingin menunjukkan kau bukan anak siapa, tetapi kau harus taat aturan main,” kata Idham.
Dia pun memastikan kalau dipercaya menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara, tidak akan menerima anggota Polri di rumah dinas Kapolri, di Jalan Pattimura, Jakarta Selatan.
“Kalau nanti saya diberi amanat yang hanya 14 bulan, saya tidak pernah akan menerima anggota di Patimura. Kalau ada urusan di kantor saja, kalau ada urusan kau WA saja, sama saja. Karena yang menghadap itu cuma tiga; minta jabatan, mempertahankan jabatan, atau minta sekolah,” kata Idham.
Herman Herry mengaku jawaban Idham luar biasa. Menurut Herman, dari sekian banyak melakukan uji kepatutan dan kelayakan, baru kali ini menemukan calon Kapolri yang membuat pernyataan pakta integritas pribadi tentang keluarga dan prinsip-prinsip hubungan pribadi dengan anggota. “Baru kali ini saya dengar,” kata Herman.
Dia menegaskan bahwa makna yang sebenarnya seorang Kapolri adalah integritas pribadi. Menurutnya, kalau soal penugasan, itu sudah ada rumusan baku sehingga tinggal jalan saja. “Integritas pribadi dan keluarga itu yang luar biasa. Itu yang menentukan seorang Kapolri amanat atau tidak,” ujar Herman. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy